Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya
(031) 5032532, 5016098
kristusrajasekretariat [at] gmail.com
Jadwal Misa
18:00 (Offline dan Streaming)
05:15 07:00 09:00 16:30 18:30
Senin-Sabtu: 05:30 (Offline) & Jumat: 18:00 (Offline dan Streaming)
Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak: "Ambil dan bacalah!" Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Suci, mambuka dan membaca Roma 13:13-14. Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yakni wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus.
Keputusannya untuk hidup membiara ini awalnya ditentang keras oleh orang tua dan saudara-saudaranya namun akhirnya ia berhasil meyakinkan mereka dengan menjelaskan hasrat hatinya dan segala alasan yang mendorong ia mengambil keputusan itu.
panggilannya untuk menjadi Abdi Allah harus ditempuhnya dengan tetap menjadi seorang awam karena itu ia berkeputusan untuk menjadi peziarah. Antara tahun 1770 dan 1777, ia menjelajahi semua kota besar di Eropa Barat seperti: Jerman, Prancis, Spanyol, dan Italia. Akhirnya ia menetap di Roma. Di sana Benediktus menjadi pengemis yang hidup dari belas kasihan orang lain. Ia rajin mengunjungi gereja-gereja untuk berdoa dan merayakan Ekaristi.
Ia yang tengah sakit parah lari ke kapel diiringi oleh suster-susternya untuk mengambil monstran bertakhtakan Tubuh Kristus dan menghadang para serdadu itu di pintu gerbang. Sungguh ajaib! Para serdadu itu mundur teratur dan para suster Klaris itu selamat dari bahaya maut.
Selama dua tahun ia memusatkan perhatiannya pada usaha mengenal rakyat, bahasa, dan adat istiadat negeri itu. Dengan sifat-sifatnya yang baik dan cara hidupnya yang menarik, ia berhasil menghilangkan kecurigaan rakyat setempat. Kata-katanya yang menawan dan lembut membuat kehadirannya diterima sebagai seorang sahabat dan pelayan bagi mereka.
Banyak orang miskin dan sakit datang menemui Petrus. Selain menerima perawatan dan pelayanan, mereka juga mendapat penyegaran rohani. Ia mengajak mereka datang dalam misa pagi di kapel kecil.
Ia mendirikan Takhta Bamberg dan bersama istrinya, Kunigunde berusaha memperbaharui kehidupan Gereja, mengikuti aturan biara Kluni. Ia menyumbangkan banyak harta kekaisarannya untuk mendirikan gereja-gereja dan biara. Henrikus sangat disegani dan dianggap sebagai kaisar yang adil dan murah hati.