Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya
(031) 5032532, 5016098
kristusrajasekretariat [at] gmail.com
Jadwal Misa
18:00 (Offline dan Streaming)
05:15 07:00 09:00 16:30 18:30
Senin-Sabtu: 05:30 (Offline) & Jumat: 18:00 (Offline dan Streaming)
Kesucian Dominikus sungguh luar biasa. Ia seorang pendoa yang merasakan benar makna kehadiran Allah. Tentang dirinya, rekan-rekannya berkata: "Ia terus berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan; siang hari ia bekerja bagi sesamanya dan malam hari ia berkontak dengan Tuhan". Sebelum meninggal ia berpesan: "Tetaplah penuh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan".
Ketika sedang melayani orang di rumah sakit sebagaimana biasanya, dengan jelas ia mendengar suara: "Alfonsus, serahkan dirimu kepadaKu". Ia sadar bahwa suara itu adalah suara panggilan Tuhan dan ia pun mengambil keputusan untuk menjadi rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan.
Dengan keras Brigitta menegur dan berusaha mempertobatkan Raja Magnus II yang menjalani cara hidup yang tidak terpuji. Raja Magnus sangat menghormati Brigitta sehingga dengan rendah hati membaharui cara hidupnya dan bertobat. Di kemudian hari, Magnus II menjadi pelindung dan pembantu setia para suster yang menjadi anggota tarekat religius yang didirikan oleh Brigitta pada tahun 1346 di Vadstena.
Suatu ketika dalam penglihatan yang ajaib, Henrikus II ditemui oleh gurunya, St. Wolfgang yang menunjukkan kepadanya kata 'sesudah enam'. Penglihatan ini membuatnya terus bersiaga, karena ia mengira bahwa setelah enam tahun ia bakal mati. Selama kurun waktu enam tahun itu, ia terus berjaga-jaga dan berdoa. Pada akhir tahun keenam, ia baru mengerti arti penglihatan-nya itu: ia dipilih menjadi raja Jerman, menggantikan ayahnya.
para biarawan di biara itu tidak disiplin dan lemah pendiriannya. Benediktus berusaha memperbaiki keadaan ini tetapi ada biarawan yang membencinya bahkan berusaha meracuninya. Benediktus selamat. Gelas minum yang berisi racun itu tiba-tiba saja hancur berantakan ketika dijamahnya. Dengan hati sedih ia meninggalkan biara itu dan kembali ke gua Subiako
Pada tahun 177, timbullah aksi peng-hambatan agama di Lyon. Uskup kota Lyon, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. Ia juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan paus.
ia pergi ke sebuah tempat sunyi untuk melaksanakan latihan askese. Di sana ia berusaha bermati raga, berpuasa, berdoa dan bertapa. Di sana ia merasakan eratnya hubungan-nya dengan Tuhan. Sesudah menjalani hidup asketis selama dua tahun, ia berhasil menyembuhkan seorang yang buta matanya secara ajaib