Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya
(031) 5032532, 5016098
kristusrajasekretariat [at] gmail.com
Jadwal Misa
18:00 (Offline dan Streaming)
05:15 07:00 09:00 16:30 18:30
Senin-Sabtu: 05:30 (Offline) & Jumat: 18:00 (Offline dan Streaming)
Kebiasaannya berdoa dan membaca Kitab Suci ini menumbuhkan dalam hatinya keinginan menjadi biarawan. Ia bercita-cita masuk biara yang lebih mengutamakan kemiskinan. Untuk itu, ia menjelajahi seluruh Spanyol selama 4 tahun untuk mengenal setiap biara yang ada disana. Akhirnya ia memutuskan masuk biara saudara-saudara dina Fransiskus di Monteforte sebagai seorang bruder. Pada tahun 1565 ia mengikrarkan kaulnya.
Nama Matias sekali saja disebut dalam Kitab Perjanjian Baru. Dalam tulisan-tulisan apokrif, namanya tidak pernah disebut-sebut. Namun kita yakin bahwa Matias adalah Rasul yang setia, tekun dan bersemangat prihatin.
Orang tuanya kagum, terlebih akan ucapannya: "Lebih baik mati dari pada berbuat dosa". Ucapan ini menunjukkan suatu tahap kematangan rohani yang melampaui umurnya yang masih sangat muda.
Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat Kristen atas Angkatan Laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.
Tarbula dengan tegas mengatakan bahwa: "Janganlah berencana jahat terhadap aku. Aku telah menjadi mempelai Kristus, Tuhanku. Tak akan pernah aku menerima cintamu itu: bagaimanakah mungkin aku memilih kematian yang kekal hanya untuk menyelamatkan nyawaku dan hidupku yang sementara ini?
Margaretha menjalani hidup dengan cara mengemis dan menggelandang tapi ia selalu riang dan tidak pernah mengeluh. Lama kelamaan orang-orang sekitar yang mengenalnya, juga rekan-rekannya, mulai menyadari bahwa Margaretha adalah seorang wanita pengemis yang luhur kepribadiannya, saleh hidupnya, dan tulus hatinya. Kagum atas kepribadiannya, maka orang-orang yang berpengaruh di kota itu membujuk para biarawati di sebuah biara di kota itu agar menerima Margaretha sebagai postulan. Usaha ini berhasil dan ia pun senang dengan penerimaan itu.
Baptista dikenal sebagai imam yang rendah hati, rajin berdoa dan bertapa. Setelah menyerahkan kepemimpinan atas tarekatnya kepada seorang bruder muridnya, ia lalu memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohani dan menulis banyak buku pendidikan.