Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya
(031) 5032532, 5016098
kristusrajasekretariat [at] gmail.com
Jadwal Misa
18:00 (Offline dan Streaming)
05:15 07:00 09:00 16:30 18:30
Senin-Sabtu: 05:30 (Offline) & Jumat: 18:00 (Offline dan Streaming)
Ketika ajalnya mendekat, Laurensius tidak mau berbaring di atas tempat tidur yang empuk. Ia menyuruh pembantu-pembantunya agar membaringkan dia di atas papan yang biasa digunakannya. Ketika ia meninggal dunia, jenazahnya disemayamkan selama dua bulan lamanya di dalam kapel biara. Badannya tidak rusak bahkan menyemburkan bau harum yang semerbak bagi setiap pengunjungnya.
ia dengan sukarela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mador karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka. Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubang dan dikunci sehingga tidak bisa lagi mengajar orang banyak.
Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang-orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka.
Di bawah bimbingan Abbas St. Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Kemahirannya dalam bahasa Latin sangat membantunya dalam menerangkan dengan jitu makna Sabda Allah bagi hidup manusia.
Ia yang tengah sakit parah lari ke kapel diiringi oleh suster-susternya untuk mengambil monstran bertakhtakan Tubuh Kristus dan menghadang para serdadu itu di pintu gerbang. Sungguh ajaib! Para serdadu itu mundur teratur dan para suster Klaris itu selamat dari bahaya maut.
Ketika sedang melayani orang di rumah sakit sebagai-mana biasanya, dengan jelas ia mendengar suara: "Alfonsus, serahkan dirimu kepadaKu". Ia sadar bahwa suara itu adalah suara panggilan Tuhan dan ia pun mengambil keputusan untuk menjadi rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan.
Karena telah terbiasa dengan cara hidup yang selalu siaga penuh dan selalu dekat dengan Tuhan, maka ketika ia naik takhta ia bertekad: memerintah demi kemuliaan nama Tuhan. Sasaran utama pemerintahannya ialah ketertiban dalam seluruh kerajaan dan pembaharuan Gereja