Jl. Residen Sudirman 3, Surabaya
(031) 5032532, 5016098
kristusrajasekretariat [at] gmail.com
Jadwal Misa
18:00 (Offline dan Streaming)
05:15 07:00 09:00 16:30 18:30
Senin-Sabtu: 05:30 (Offline) & Jumat: 18:00 (Offline dan Streaming)
Ketika sudah pulang ia mulai membuka cara hidup baru yang diperoleh dari gurun pasir itu. Ia seperti menemukan 'mutiara' yang mahal. Ia menjual harta bendanya dan mendermakan kepada para miskin, lalu masuk biara. Ia mempersembahkan hidup, pengetahuan serta kefasihan lidahnya kepada Tuhan.
Senjata utama Stefanus untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat men-dorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya.
Dalam kamus hidupnya tidak terdapat kata-kata yang menaburkan benih kebencian diantara manusia, seperti: "saya punya" dan "engkau punya". Miliknya menjadi juga milik orang miskin. Ketenangan jiwanya tidak pernah terganggu oleh kecemasan akan harta benda duniawi; hatinya tiada pernah ke sana.
Karena mengakui imannya di muka hakim, Nemesio dicemeti dan disiksa secara kejam. Terdorong oleh cinta kasih kepada Penebusnya, ia dengan sabar dan gembira menanggung semua penderitaan yang ditimpakan kepadanya.
Di kota itu ia memang terkenal sebagai orang yang saleh, bersahaja hidupnya dan murni kepribadiannya. Ia banyak berdoa. Cara hidupnya itu sangat menarik simpati masyarakat. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan.
Ia seorang uskup yang lugu, penuh semangat, dan gigih membela orang-orang yang tertindas dan para fakir miskin. Pada masa penganiayaan dan penyebaran ajaran-ajaran sesat, ia menguatkan iman umatnya dan melindungi mereka dari pengaruh ajaran-ajaran sesat tersebut.
Salah satu keistimewaannya yang membuat ia dikenal hingga sekarang adalah kesukaannya merenungkan sengsara Yesus. Ia mengabdikan devosinya ini dan menjadikannya milik semua umat katolik dengan merintis kebaktian “Jalan Salib” lengkap dengan 14 stasinya seperti yang kita kenal sekarang.