Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalam-nya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan merupakan salah satu dari ketujuh orang yang diangkat oleh para rasul untuk memangku jabatan diakon atau pelayan meja. Di samping tugas membantu para janda dan orang-orang kurang mampu ini, Stefanus juga berkotbah kepada orang Yahudi dari luar Palestina.
Hidupnya dipenuhi kuasa Roh Kudus. Ia mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Karena nampaklah bahwa Tuhan beserta Stefanus, maka beberapa pemuka jemaat Yahudi dari Kirene, Aleksandria, Kilikia dan Asia berupaya menyulitkan Stefanus dengan bertanya jawab. Namun mereka tidak sanggup melawan hikmah Roh yang berbicara melalui Stefanus. Lalu mereka melontarkan fitnah: "Kami telah mendengar ia menghojat Nabi Musa dan Tuhan." Maka para tua-tua dan ahli Taurat menyeretnya ke pengadilan. Terhadap tuduhan palsu itu, Stefanus tidak menyanggah melainkan memaparkan kebaikan hati Yahwe kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai bangsa terpilih kepada Yahwe.
Ia mengakhiri uraiannya dengan menyebut mereka orang yang keras kepala, selalu menolak Roh Kudus sama seperti nenek moyang mereka. Sebab, sejak dulu leluhur mereka menentang, bahkan membunuh para nabi. Mereka jugalah yang menyalibkan Yesus Almasih, yang kedatangan-Nya dipersiapkan oleh para nabi itu. Mendengar itu, para pemuka agama menjadi berang. Stefanus menatap langit dan berseru: "Aku melihat langit terbuka dan Putera Manusia duduk di sebelah kanan Allah !" Lalu mereka beramai-ramai menyeret Stefanus ke luar tembok kota Yerusalem dan merajamnya sampai mati. Ia tahu ajalnya sudah dekat lalu ia menengadah dan berdoa: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku !"
Senjata utama Stefanus untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat men-dorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir di dalam penderitaan sedemikian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini:"Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan atas mereka!"
Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyata-kan bahwa Saulus (yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir) hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stefanus ialah bahwa Saulus, musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, rasul terbesar bagi kaum kafir. Stefanus mati sebagai martir pertama pada tahun 35. Pesta St.Stefanus kita peringati setiap tanggal 26 Desember. (Ursula)