KESEIMBANGAN

( 20-07-2019 )

 

‘Mana sempat? Anda lihat sendiri khan betapa sibuknya saya!’ Kita memang hidup dalam zaman yang serba sibuk dan yang memaksa kita untuk sibuk terus. Namun justru di tengah zaman yang serba sibuk inilah kita memerlukan suatu keseimbangan, bertindak seperti Maria maupun Marta. Yesus mencela Marta bukan karena pelayanan-nya yang penuh kasih, tetapi karena ia terlalu sibuk memikirkan banyak hal dan menyusahkan diri dengan banyak perkara sehingga ia menjadi terlalu khawatir. Yesus memang tidak mengatakan bahwa apa yang dibuat Marta itu jelek, tetapi Ia menyatakan bahwa yang dibuat Maria adalah yang terbaik. Mengapa? Sebab Maria telah memilih mendengarkan Dia dan berbicara dengan Dia, sehingga ia dapat mengerti kehendak Tuhan. Terbukti saat itu Yesus lebih ingin diajak bicara daripada diberi makanan. "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu yang perlu: Maria telah memilih baginya yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya" (Luk.10:41-42) Itulah sebabnya mengapa Yesus memuji tindakan Maria yang lebih memilih duduk di sekitarNya dan mendengarkan kata-kata Sang Guru dengan keheningan batin. 

Kesediaan diri mau hening sejenak untuk meresapkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan merenungkan serta berusaha mendengarkan kehendak-Nya merupakan keputusan yang harus dengan sengaja kita ciptakan. Karena kalau tidak, kita akan lebih cenderung melulu memikirkan dan mengikuti kesibukan duniawi dengan segala kepen-tingannya seperti Marta yang sibuk dengan segala macam kegiatan yang sebenarnya tidak perlu. Bahkan, mungkin juga bukan yang dikehendaki Tuhan. Karenanya, kita perlu mengatur kesibukan duniawi ini secara seimbang agar tidak kehilangan arah dan tujuan hidup kita sebagai orang beriman. 

Saudaraku, keseimbangan antara sikap Maria dan Marta perlu kita miliki yaitu menjadi Maria untuk semakin mengenal keinginan Yesus dan berdasarkan pengenalan itu, Anda berbuat sesuatu secara aktif dan arif untuk Yesus seperti Marta. Bagaimana upaya Anda menjaga keseimbangan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari? Berupayalah selalu membuka, membaca dan merenungkan Sabda Tuhan serta meresapkan dalam hati untuk memahami kehendak-Nya. (Hd)