SAKRAMEN-SAKRAMEN INISIASI KRISTIANI

( 14-07-2019 )

      Inisiasi berasal dari kata dasar bahasa Latin in dan ire, yang berarti masuk ke dalam. Initiare berarti memasukkan ke dalam. Initium berarti awal. Maka, inisiasi berarti proses memasukkan anggota baru ke dalam kelompok.

Menjadi orang Kristen merupakan suatu proses, tahap demi tahap. Ada tiga sakramen dalam proses menjadi orang Kristen yakni Pembaptisan, Ekaristi, Krisma yang karenanya disebut "sakramen-sakramen inisiasi Kristen" Dengan sakramen-sakramen inisiasi Kristiani, seseorang diantar masuk ke dalam kehidupan Allah Tri-tunggal: Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus.

Deangan sakramen Baptis, orang masuk ke dalam proses kehidupan Allah Bapa. Berkat Roh Kudus, ia menerima rahmat pengudusan, ia lahir kembali secara baru (bdk. Yoh.3:5), 'ciptaan baru' (2 Kor.5:17) ia menjadi anak Allah, anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus. Ia masuk menjadi anggota persekutuan umat  Allah, Gereja, Tubuh Kristus dan ikut mengambil bagian dalam tri-tugas perutusan Kristus sebagai: imam, nabi dan raja. Imamat kaum terbaptis ini disebut imamat umum. Melalui imamat umumnya, kaum beriman awam ikut serta mempersembahkan kurban rohani dalam perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mereka menguduskan dunia (LG. 34). Tugas sebagai nabi diwujudkan dalam memberi teladan dan kesaksian hidup (LG. 35). Sedangkan tugas rajawi berarti membuat Allah meraja di segala bidang kehidupan. Artinya, kaum beriman harus menghayati hidup di segala bidang dengan hati nurani kristiani. (LG. 36)

Dengan Sakramen Ekaristi, seseorang dihidupi oleh kehidupan Kristus, sekaligus menimba kekuatan rohani dari persatuannya dengan Yesus Kristus. Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh hidup kristiani" (LG. 11). Oleh perayaan Ekaristi, ia sudah menyatukan diri sekarang ini dengan liturgi surgawi dan mengenyam lebih dahulu kehidupan abadi, dimana Allah akan menjadi segalanya dalam semuanya. Maksudnya dalam kuasa Roh Kudus, ia mengambil bagian dalam hidup pribadi Yesus dengan tujuan hidup-Nya secara utuh. Persekutuan yang demikian ini mencakup proses penyerupaan dengan Yesus Kristus dalam pikiran dan perasaan, dalam visi-misinya, dalam tujuan akhir hidupnya. Puncak dari persekutuan ini ditandakan dengan tindakan menyantap Tubuh dan DarahNya, komuni. Komuni memperbaharui dan mem-perkuat serta memperdalam penyatuan ke dalam Gereja, yang telah dimulai dengan Baptis. Maka bisa dikatakan Ekaristi membangun Gereja, kesatuan Tubuh Mistik Kristus.

Dengan Sakramen Krisma, seseorang semakin disucikan dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus, sehingga semakin dimampukan untuk menghadirkan Kristus di tengah masyarakat (bdk.LG. 11) Pemberian Roh Kudus dalam Krisma mengeksplisitkan rahmat fungsional-misioner-eklesial sakramen inisiasi Kristiani. Artinya, si "terkrisma" mengemban pelaksanaan tri-tugas Gereja: misi keluar untuk membangun, menguduskan dan memberikan kesaksian iman kepada dunia menuju Kerajaan Allah maupun tugas membangun persekutuan. (Hd.)