MAKNA PENAMPAKAN TUHAN

( 28-04-2019 )

Fakta wafat dan kebangkitan  Yesus merupakan dua hal yang sangat berbeda. Banyak orang yang melihat wafat Yesus; namun tak ada orang yang melihat kebangkitan Yesus. Para murid hanya melihat makam kosong dan penampakan Yesus yang sudah bangkit, yang sudah dimuliakan. 

Penampakan Yesus bukan berarti bahwa mereka melihat Yesus kembali seperti mereka lihat dahulu, waktu Yesus masih bergaul dan berjalan bersama mereka di Palestina atau hanya penerusan pengalaman lama. Penampakan Yesus adalah  pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang sudah bangkit, pengalaman baru. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang sudah dimuliakan, yang sudah masuk ke dalam dunia ilahi. 

Penampakan Yesus  yang -karena kemuliaanNya- ini  sebetulnya tidak bisa dilihat oleh manusia yang fana. Namun, berkat pertolongan rahmat Allah karena "Allah berkenan bahwa Ia menampakan diri" (Kis. 10:40) - arti harafiah: "Allah memberi bahwa Dia menjadi tampak", maka manusia boleh mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang mulia, manusia boleh menyadari kehadiran Kristus. 

Menurut Paulus (1Kor. 15: 5-8), banyak orang mengalami perjumpaan dengan Yesus yang mulia. Bukan hanya Petrus, Paulus, dan Yakobus, melainkan kelompok dua belas dan semua rasul, bahkan 'lebih dari lima ratus saudara', yang ke-banyakan masih hidup pada zaman Paulus dapat dimintai keterangan. Injil-Injil masih menyebut sejumlah orang yang lain, khususnya wanita, yang juga memberi kesaksian bahwa mereka 'telah me-lihat dan berjumpa Tuhan' (Yoh. 21:18)

Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang  sudah dimuliakan inilah yang akhirnya menjadi dasar kesaksian  para murid akan kebangkitan. Kebangkitan berarti bahwa Yesus hidup karena kuasa Allah. Penampakan tidak lain daripada pe-wahyuan mengenai hidup Yesus yang baru itu. Ketika manusia berkata bahwa Yesus mati, pada waktu itu Allah menyatakan bahwa Ia hidup, bu-kan dengan hidup biasa, seperti manusia-manusia lain. Yesus hidup dengan hidup dari Allah sendiri.

Namun Allah tidak hanya mewahyukan bahwa Yesus hidup, tetapi Hidup Kristus yang mulia mempunyai arti keselamatan bagi manusia. Itulah isi pokok pewahyuan Allah dan iman para murid. Dengan kebangkitan Allah mau menyatakan 'dukungan'-Nya terhadap Yesus, bahwa Yesus sungguh diutus oleh Allah dan diterima oleh     Allah. Dengan kebangkitan menjadi jelas bahwa Yesus bukan pendosa. Jadi, wafat-Nya juga bukan hukuman untuk dosa, karena Ia tidak mempunyai dosa. Ia wafat 'karena dosa-dosa kita'. 

Dasar wafat Kristus adalah solidaritas dengan orang berdosa. Karena Kristus solider, senasib dengan umat manusia, maka yang diterima oleh  Allah bukan hanya Kristus, melainkan semua manusia bersama dengan Dia. "Yesus diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan demi pembenaran kita" (Rm. 4:25). Jadi kita diselamatkan bukan hanya karena wafat Kristus tapi juga oleh kebangkitan-Nya. Kebangkitan itulah inti pokok keselamatan. Semua ini hanya dapat diketahui, dipahami oleh manusia, hanya kalau  Allah sendiri yang mewahyukannya. Dan pewahyuan ini telah mencapai kepenuhan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. 

Kepenuhan wahyu Allah dalam diri Kristus ini dapat kita temui dalam iman Gereja dan sakramen-sakramennya, khususnya dalam sakramen baptis. Menurut Paulus, pembaptisan berarti partisipasi kita dalam misteri Paskah:"Tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan ber-sama-sama Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup baru" (Rm. 6: 3-4).  Pembaptisan adalah ungkapan dan pengakuan iman kita akan Kristus yang bangkit. 

Saudaraku, sejauh mana iman Anda akan Yesus yang bangkit tetap bergema dalam seluruh kehi-dupan Anda dengan segala situasi dan kondisi konkret yang ada?  (Hd.)