Fransiskus lahir di Savoya pada tanggal 21 Agustus 1567. Sejak kecil ia sudah menunjuk-kan bakat-bakat luar biasa. Hal ini kemudian terlihat dalam hasil studinya di sekolah. Pendidikan filsafat dan sastra di Universitas Paris diselesaikannya dengan gemilang. Setelah itu, ia me-lanjutkan studi di bidang hukum di Universitas Padua hingga meraih gelar doktor.
Tuhan mempunyai rencana khusus atas dirinya. Ia telah merasakan panggilan Allah lalu memutuskan untuk mengikuti suara Tuhan itu. Meskipun orang-tuanya tidak menyetujui keputusan hatinya, namun orang-tuanya tidak berdaya untuk membatalkan rencana Allah atas dirinya. Fransiskus kemudian ditahbiskan menjadi imam.
Sebagai imam, ia dengan penuh semangat membakti-kan dirinya bagi kepentingan Gereja dan perkembangan iman. Ia bekerja di Chablais, kota Calvinis. Di sana ia dengan gigih menegakkan ajaran iman yang benar. Karyanya menemui banyak rintangan, sedang hidupnya sendiripun senantiasa terancam. Meskipun demikian, ia tidak gentar menghadapi ancaman-ancaman itu. Ia coba menggunakan cara-cara lain untuk menyebarkan ajaran iman yang benar. Ia menulis ajaran-ajaran iman itu pada pamflet-pamflet dan melekatkannya pada tiang-tiang dan dinding-dinding di seluruh kota. Cara ini membawa hasil yang gemilang. Dalam waktu singkat, sebanyak 25.000 orang dari 30.000 orang penduduk kota Chablais yang menganut ajaran sesat Calvinisme bertobat dan kembali kepada ajaran iman yang benar.
Pada tahun 1597, Fransiskus ditahbiskan menjadi Uskup. Sebagai Uskup, ia menaruh perhatian besar pada perkembangan iman umatnya. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang bijaksana, ramah dan sangat menyayangi umatnya. Sifat-sifat inilah yang membuat ia mampu mempertobatkan banyak orang. Tentang sifat-siftanya, Fransiskus berkata: "Jika ada sesuatu yang lebih mulia daripada kelemahlembutan dan kerendahan hati, tentunya Tuhan sudah mengajarkan hal itu kepada kita. Tetapi Tuhan justru mengajarkan kepada kita kedua hal ini, yakni kelembutan dan kerendahan hati." Bersama dengan St. Yohanna Fransiska de Chantal, ia mendirikan tarekat Suster-suster Visitasi.
Pada tahun 1622 Fransiskus meninggal dunia di Lyon, Prancis. Banyak sekali hal yang ditinggalkannya kepada Gereja, terutama tulisan-tulisannya yang mendalam tentang iman Katolik. Fransisikus adalah Orang Kudus yang merintis penggunaan surat kabar dalam pewartaan iman. Karena itu, pada tahun 1877 ia digelari sebagai 'Pujangga Gereja' dan pelindung para penulis dan pers Katolik oleh Sri Paus Pius IX. Pestanya dirayakan setiap tanggal 24 Januari. (Ursula)