PEMBAPTISAN TUHAN YESUS

( 15-01-2019 )


Injil Lukas bab 3 ayat 15 dibicarakan tentang orang-orang yang “menanti dan berharap, dan bertanya dalam hati” tentang kedudukan Yohanes sebagai Mesias. Kemudian digambarkan bagaimana harapan itu sebenarnya tidak boleh ditujukan kepada Yohanes Pembaptis. Yohanes memberikan “penunjuk” bahwa ada pribadi lain yang lebih berkuasa daripada dirinya. Akhirnya suara yang datang dari atas, memberikan pernyataan terhadap diri Yesus Kristus, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada Mulah Aku berkenan”. Dengan demikian maka seluruh kisah peristiwa permandian ini bagi Lukas dinyatakan sebagai peresmian kedudukan pribadi Yesus Kristus sebagai Putera Bapa.
Baptis Pertobatan Yohanes merupakan langkah pertama ke arah Baptis keputeraan, yang didasari oleh Roh Putera. Yesus sendiri sebagai Putera Allah yang memberikan pola pengarahan tersebut. Lukas sangat menekankan bagaimana Yesus sebelum dibaptis berdoa (lih. Lk. 5:16; 6:12; 9:18.28-29; 11:1; 22:41) untuk menyadari kehendak Bapa Nya. Dalam baptis itu sendiri Roh Allah melantik Yesus sebagai Putera terkasih Bapa.
Yesus dibaptis bukan karena ia berdosa, tetapi karena solider dengan kita. Bentuk solidaritasnya merupakan ungkapan kasih Allah kepada kita, Umat Nya. Ia hadir di sungai Yordan untuk mengangkat kita semua dari keterpurukan hidup kita oleh karena dosa. Yohanes membaptis dengan air, tetapi kita yang percaya kepada  Yesus dibaptis dengan api dan Roh Kudus. Inilah pendamaian yang dilakukan Allah Bapa melalui Yesus, Putera nya yang kemudian terpenuhi melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Nya.
Yesus Kristus harus menjadi landasan karya Gereja. Pada awalnya Gereja memang memiliki ciri-ciri Yahudi tetapi kemudian membuka diri bagi kebudayaan, bangsa, adat yang beraneka ragam. Tetapi dalam segala usaha itu harus diperhatikan bahwa Yesus Kristus tetap menjadi Pusatnya.
Tradisi kesaksian terhadap diri Kristus mulai dengan hidup publik Nya. Dan itu didasarkan pada pengakuan iman bahwa Allah menentukan Yesus sebagai Kristus. Pengalaman akan Kemuliaan Yesus, yang dibangkitkan Allah adalah khas dalam pengakuan iman tersebut.
Pembaptisan Yesus juga merupakan peringatan pembaptisan kita sendiri, di mana kita dimasukkan dalam misteri hidup Kristus dan jemaat Nya, dan kemudian kita harus berusaha menghidupi dinamik yang terdapat di dalamnya.
Di dalam baptis seorang Kristen terutama mengakui imannya secara publik. Dan dalam pengakuan itu jemaat beriman menerimanya sebagai anggota yang mau berjuang bersama demi pribadi Yesus. Baptisan merupakan tanda dan awal perjuangan itu dan dengan penuh kesetiaan melaksanakan Amanat Nya itu.
Maka pesta Pembaptisan Yesus bisa merupakan waktu yang tepat untuk mengajak kita yang telah menerima Baptisan Kristus meningkatkan semangat pertobatan kita dengan bertanya kepada diri sendiri sejauh mana perkembangan hidup kita dalam mengikuti Kristus.. (Rm. J. Widajaka CM)