'Kotak Persembahan' yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah Hati BAPA sendiri yang selalu siap menerima apapun yang kita persembahkan. Maksudnya BAPA menerima persembahan kita tidak terbatas hanya soal 'uang', tapi situasi hidup kita seutuhnya, entah itu berupa keberhasilan atau kegagalan, pengharapan atau keputus-asaan, kasih atau kebencian, kecuekan atau kepedulian kita terhadap sesama dlsb. Semua dapat kita persembah-kan kepada BAPA, karena kita percaya BAPA yang mahakasih pasti menerima persembahan kita dengan penuh kemurahan hati-Nya. Jadi kita diminta untuk mempercayakan diri pada kemurahan hati BAPA dengan rela dan ikhlas hati. Kemurahan hati BAPA perlu kita balas dengan kemurahan hati kita pula sebagai konsekuensi logis iman kita. Itulah persembahan yang BAPA butuhkan dari kita, yaitu penyerahan diri dan hati seutuhnya kepada BAPA.
Mengapa BAPA menghendaki kita mempersembah-kan hati dan seluruh hidup kita seutuhnya sebagai konsekuensi logis iman kristiani kita? Karena BAPA memanggil kita untuk percaya, dan menjadikan kita anak-anak-NYA. Semuanya BAPA kehendaki, bukan karena keberhasilan atau kegagalan usaha kita tetapi karena kemurahan hati BAPA. Dan tanggapan yang cocok bagi kemurahan hati BAPA adalah kemurahan hati kita juga. Itulah sebabnya, mengapa BAPA meminta kerelaan dan kemurahan hati kita untuk mempersembahkan seluruh jiwa-raga kita seutuhnya sebagai persembahan yang hidup. Dan sebagai rasa syukur kita kepada BAPA, persembahan seluruh situasi hidup kita seutuhnya ini, kita persatukan dengan karya penebusan Kristus dalam korban Ekaristi sebagai sumber kekuatan serta puncak iman kristiani. Jadi yang terpenting bukanlah besar kecilnya persembahan yang kita bawa, tetapi sikap batin yang menyertai persembahan itu, yakni keikhlasan dan penyerahan diri pada BAPA.
Masalahnya, mengapa kita justru terkadang masih sulit untuk mempersembahkan diri kita seutuhnya pada BAPA? Mengapa kita kurang percaya dan meragukan kemampuan BAPA untuk memberikan kekuatan kepada kita untuk menyelesaikan segala permasalahan yang kita hadapi? Mengapa kita masih mencari kekuatan lain selain BAPA? Semuanya kita lakukan hanya karena keangkuhan dan kesombongan kita serta kurang percaya kita pada kuasa BAPA yang maharahim.
Dengan pertanyaan-pertanyaan ini kita diingatkan akan kerahiman dan keagungan cinta BAPA serta ketergantungan kita pada BAPA sebagai seorang anak. Maka marilah kita dengan rendah hati terus berusaha mempersembahkan hati dan seluruh perjalanan hidup kita pada Hati BAPA, agar kita sungguh mengalami cinta BAPA dan biarlah BAPA yang menilai apapun yang kita persembahkan, karena BAPA tahu persis isi hati anak-anak-Nya.
Ketika aku menyerahkan diri dan hatiku seutuhnya kepada BAPA, aku mengalami keagungan cinta BAPA dalam hidupku. Aku hanya dapat menundukkan kepala dan menangis, "Oh BAPA betapa agung cinta-MU...." Dalam keheningan, aku berdoa: "BAPA yang penuh dengan kerahiman, kebaikan dan kasih, seluruh kemuliaan ada padaMu. Aku bersyukur atas semua kebaikan dan kerahiman serta kesabaranMu padaku. Aku bersyukur atas rejeki dan rahmat yang telah KAU curahkan untukku. Ampunilah kesalahan-kesalahanku; ajarilah aku mengampuni mereka yang bersalah padaku. Tolonglah aku mampu mempersembahkan seluruh hati dan hidupku yang penuh dosa dan kekuatiran kedalam 'kotak persembahan' yang KAU sediakan bagiku seperti 'janda miskin' yang berkenan di hati-Mu. Baharuilah hidupku dengan cinta-Mu. Tambahkanlah iman, pengharapan dan cintaku kepada-MU agar aku memiliki hidup dan semangat untuk tetap melayani sesamaku seturut rencana-Mu. Terima kasih BAPA atas pengorbanan PUTRAMU untuk menebus dosa-dosaku dan ROH KUDUS yang menuntun hidupku mengarah kepadaMu sampai saat ini. Amin"
Bagaimana sikap kita terhadap 'kotak persembahan?' Berhati-hatilah agar jangan sampai BAPA melempar penyesalan kepada kita dan mengatakan kepada kita seperti yang terukir dalam Katedral Lubeck:
Kau menamakan Aku:
- guru, dan kau tidak bertanya kepada-Ku.
- terang, dan kau tidak melihat Aku.
- kebenaran, dan kau tidak percaya kepada-Ku.
- kehidupan, dan kau tidak merindukan Aku.
- bijaksana, dan kau tidak mengikuti Aku.
- indah, dan kau tidak mencintai Aku.
- kaya, dan kau tidak meminta apapun dari Aku.
- abadi, dan kau tidak mencari Aku.
- belaskasih, dan kau tidak percaya kepada-Ku.
- Mahakuasa, dan kau tidak menghormati Aku.
- adil, dan kau tidak takut kepada-Ku.
Mari kita renungkan semuanya ini, sebelum terlambat. Bapa menunggu persembahan hati kita semua. Amin.(Hd)