ST. YOHANES CAPESTRANO

( 20-10-2018 )


Yohanes lahir di Capestrano, Italia Tengah pada tahun 1386. Ia hidup sebatang kara karena ayahnya -utusan Raja Ladislaos- dan 12 orang saudaranya dibunuh oleh musuh Raja Ladislaos. Pada tahun 1409 ia menyelesaikan studi hukumnya di Universitas Perugia dengan hasil sangat gemilang. Selama beberapa tahun ia bekerja sebagai hakim di Kantor Pengadilan kota Perugia dan kemudian menjadi gubernur kota itu pada tahun 1412. Ia sangat dermawan kepada para pengemis namun tetap mendendam kepada para pembunuh ayahnya dan saudara-saudaranya.
Selama 15 tahun ia tidak menerima komuni, meskipun selalu mengakukan dosa-dosanya. Pada tahun 1415, ia meringkuk di dalam penjara sebagai tawanan perang. Pada hari ketiga di dalam penjara ia mengalami suatu penglihatan ajaib: seorang imam Fransiskan yang diliputi cahaya surgawi mendatanginya. Yohanes takut dan berkata: "Aku tidak mau menjadi imam, apalagi menjadi biarawan." Peristiwa itu terulang lagi 8 hari kemudian tapi ia tetap pada pendirian-nya sehingga ia ditegur keras oleh imam Fransiskan itu. Maka akhirnya ia berkata: "Ya, saya rela melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dari padaku."
Setelah dibebaskan dari penjara, Yohanes rela meninggal-kan segalanya termasuk istrinya yang belum pernah digauli-nya dan masuk biara Fransiskan pada usia 30 tahun. Ia belajar teologi dan menghayati cara hidup dengan disiplin yang amat keras hingga ditahbiskan menjadi imam dalam Ordo Fransiskan.
Ia menjadi seorang pengkhotbah yang berhasil mentobat-kan ribuan orang selama 40 tahun berkarya di seluruh Eropa. Doa yang tekun dan tapa yang keras menjadi dasar kerasulannya. Ia selalu berjalan tanpa alas kaki dan makannya hanya sekali sehari. Di  Austria, 12.000 orang Heretik dibawanya kembali ke pangkuan Gereja. Karena itu, penganut ajaran sesat berusaha membunuhnya meskipun selalu gagal karena ia selalu dilindungi Tuhan. Bersama St. Bernardinus dari Siena, ia berusaha mambaharui Ordo Fransiskan, mempersatukan kelompok-kelompok yang ber-tentangan di dalam Ordo Fransiskan, dan memajukan devosi kepada Nama Suci Yesus Kristus. Dengan devosi itu lahirlah kembali semangat iman umat.
Yohanes menarik begitu banyak orang dengan gaya pewartaannya yang  menyentuh hati umat. Ketika Kaisar Frederik III (1440-1493) meminta bantuan kepada Paus Nikolas V (1447-1455) untuk melawan kaum Hussites dan sekte-sekte sesat lainnya, Yohaneslah yang diutus ke Vienna pada tahun 1451 sebagai Inkuisitor Jendral. Pada tahun 1456, sementara berada di Hungaria, ia melancarkan pewartaan melawan bangsa Turki dan membantu pasukan dalam memukul mundur pasukan Turki di Belgrade. Yohanes meninggal dunia di Villach, Austria pada tanggal 23 Oktober 1456 dan dinyatakan 'kudus' tahun 1724. Pestanya: 23 Oktober. (Ursula)