Senin, 15 Oktober 2018
“Rosario dimulai dengan pengalaman Maria sendiri. Justru karena ini, Rosario merupakan Doa kontemplatif yang sangat indah. Tanpa dimensi kontemplatif ini, Doa Rosario akan kehilangan maknanya.” (Rosarium Virginis Mariae, Paus Yohanes Paulus II)
Selasa, 16 Oktober 2018
“Tanpa kontemplasi, Doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis’” (Paus Paulus VI).
Rabu, 17 Oktober 2018
“Sesungguhnya, Doa Rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, Doa Rosario merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bagaimanapun juga, belajar dari pengalaman berabad-abad, metode ini hendaknya tidak diremehkan. Untuk itu, kita dapat mengutip pengalaman orang-orang kudus yang tak terbilang jumlahnya” (Rosarium Virginis Mariae 28, Paus Yohanes Paulus II).
Kamis, 18 Oktober 2018
“Jika seorang beriman sedang Berdoa Rosario dan merenungkan misteri kehidupan serta jalan keselamatan Yesus Kristus, semua dosanya akan diampuni.” (Ucapan Bunda Maria ketika menampakkan diri pada Venerable Dominic, seorang Carthusian, yang tinggal di Treves, 1841).
Jumat, 19 Oktober 2018
“Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus.” (Paus Yohanes Paulus II)
Sabtu, 20 Oktober 2018
“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka, dalam Rosario saya selalu menemukan penghiburan.” (Paus Yohanes Paulus II)
Minggu, 21 Oktober 2018
“Hanya selang dua minggu setelah pengangkatanku sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, sejujurnya aku mengakui: Rosario adalah doa favoritku. Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia’, dan menjadikannya selaras dengan `irama’ hidup Tuhan sendiri.” (Paus Yohanes Paulus II)
Senin, 22 Oktober 2018
“Menggairahkan kembali Doa Rosario merupakan sumbang-an umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia.” (Paus Yohanes Paulus II).
Selasa, 23 Oktober 2018
“Doa Rosario memberi rasa damai bagi mereka yang men-doakannya, membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.”(Paus Yohanes Paulus II).
Rabu, 24 Oktober 2018
“Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa Doa Rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga. Rosario akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan Doa Rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusat-kan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi.” (Paus Yohanes Paulus II).
Kamis, 25 Oktober 2018
“Doa Rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.” (Paus Yohanes Paulus II).
Jumat, 26 Oktober 2018
“Pertama-tama, biji-biji Rosario janganlah dipandang sebagai “barang jimat,” tetapi sebagai sarana untuk melambangkan “perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani. Biji-biji Rosario juga dapat “mengingatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus.”(Paus Yohanes Paulus II).
Sabtu, 27 Oktober 2018
“Peristiwa-peristiwa Rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidupNya.” (Paus Yohanes Paulus II).
Minggu, 28 Oktober 2018
“Seringkali terjadi, pada waktu Berdoa Rosario, kita lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan Doa Rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, kita berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.” (Paus Yohanes Paulus II).
Senin, 29 Oktober 2018
“Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus. Sama seperti Rosario, segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.” (Paus Yohanes Paulus II).
Selasa, 30 Oktober 2018
“Rosario itu doa yang fleksibel. Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.” (Paus Yohanes Paulus II).
Rabu 31 Oktober 2018
“Rosario adalah suatu doa yang dengan mengulang-ulang salam Malaikat Tuhan kepada Maria, kita berusaha menarik keluar renungan-renungan kita sendiri tentang misteri-misteri Penebusan dari meditasi Perawan Maria. Refleksinya mulai pada saat Maria menerima kabar dari Malaikat Tuhan dan diteruskan sampai kemuliaan kenaikan Maria ke surga.” (Paus Yohanes Paulus II, L’Osservatore Romano, Oktober 1983)