Bacaan Yesaya menunjuk mujizat dalam Injil:“Mata orang buta dicelikkan, telinga orang tuli dibuka” (Yes 35:5; Mrk 7: 37).
Mesias yang dijanjikan adalah seorang pembuat mujizat (Mat 11:4-5), seorang penolong dalam kesusahan. Perumpamaan yang dipilih selaras dengan situasi di Timur, di tempat mana nubuat nabi ini diucapkan.
Dalam kumpulan orang kristen tidak ada perbedaan derajat, karena semua bersaudara dalam Kristus : “Seseorang memakai cincin emas dan pakaian indah, seorang miskin dengan pakaian buruk” (Yak 2:2). Sayang, surat Yakobus yang demikian penuh dengan nasehat cinta sesama kurang mendapat perhatian. Injil menceritakan penyembuhan seorang bisu tuli di daerah Dekapolis” (Mrk 7:31). Yesus adalah Penebus orang miskin, penderita sakit, dan yang berkesusahan dan bukannya pembela golongan mapan.
Kisah mujizat ini, yang hanya dimiliki Markus, diambilkan dari karya pengajaran Yesus (Mrk 6:6b-10:52). Teks ini bisa dipandang secara formal, merupakan kisah gembira yang berbentuk cerita, Secara panjang lebar dikisahkan setiap tindakan dan sikap. Setiap detail nampak sangat penting bagi Markus untuk pewartaan dan tradisi.
Kisah mujizat berpuncak pada ajaran Kristus. Memang Markus mau mewartakan salah satu dari sekian banyak mujizat Yesus. Ucapannya bernada apologetis. Ia mau memberikan jawaban atas pertanyaan, yang kerap diajukan: Mengapa Yesus dari Nasaret tidak mau diakui dan dihormati sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian lama, pada saat sebelum kebangkitan dan kenaikan Nya ke Surga ? Mengapa hanya sedikit dari orang-orang sejaman Nya yang mempercayai Dia sebagai Putera Allah ?
Secara jelas disebutkan, bahwa Yesus membuat mujizat itu “dibelakang orang banyak “ (Mrk 7:33) dan bahwa Ia “melarang mereka untuk menceritakan hal itu kepada lainnya” (Mrk 7;36).
Gereja Purba hendak memberikan argumentasi, bahwa memang sudah menjadi kehendak Kristus dalam waktu sebelum Paska, hanya sebagian kecil saja diketahui orang. Karena para nabi juga membuat mujizat, maka mujizat belumlah suatu tanda yang menyakinkan dari Mesias.
Banyak yang menyaksikan mujizat Yesus dan mengalami namun toh tidak percaya kepada Nya, karena meskipun mujizat melapangkan jalan untuk percaya, namun tidak dapat mengambil atau menggantikan keputusan pribadi. Teks ini melukiskan situasi mujizat seperti terjadi hanya mengisahkan karya mujizat seorang nabi dari Perjanjian Lama. Bagaimanapun juga sudah dalam permulaan karya Yesus di muka umum, orang-orang memandangNya sebagai nabi yang agung. Namun rahasia yang menyelubungi diri Nya akan tidak berarti, bila orang menyamakannya dengan seorang nabi biasa.
Yesus dari Nazaret menyebut diri Penebus orang miskin dan orang sakit. Lukisan Yesus yang sedemikian dalam Markus menggambarkan kemanusiaan Nya, meskipun sinar Keallahan Nya tetap cemerlang.
Kristus adalah contoh dan teladan semua tindakan orang kristen. Setiap orang kristen yang masih diliputi rasa egoisme yang kuat, harus berani mengoreksi diri berdasar cara berpikir dan semangat Yesus;”terbukalah telinga orang itu dan terlepas pulalah pengikat lidahnya” (Mrk 7:35). Dalam mujizat ini bisa kita lihat suatu representasi dari manusia, yang diberi anugerah untuk mendengar dan berbicara dari Tuhan sendiri.
Yesus tidak mau menggantikan rahasia yang menyelubungi diri Nya dengan gambaran Mesias yang salah; di samping itu juga untuk menjelaskan banyak mujizat hanyalah sedikit yang mengakui Pribadi dan perutusan Nya dan mempercayai Nya. Namun di sini juga nampak jelas, bagaimana panjang jalan yang harus ditempuh iman para rasul sendiri dengan menunjuk pada rahasia Mesias. Baru dalam masa sesudah Paska mereka mampu menyelami siapa sebenarnya Kristus ini berkat karya Roh Kebenaran (Yoh 16:13).
Rm. J.Widajaka CM