ST. YOHANES KRISOSTOMUS

( 10-09-2018 )


Yohanes lahir di Antiokia, Syria antara tahun 344-354 dari sebuah keluarga bangsawan. Ayahnya Secundus, seorang bangsawan di Antiokia dan komandan pasukan berkuda kerajaan. Ibunya, Anthusa, seorang ibu yang baik. Yohanes dididiknya dalam tata cara hidup yang sesuai dengan kebangsawanan mereka.
Ketika berusia 20 tahun, Yohanes belajar retorika (ilmu pidato) di bawah bimbingan Libanius, seorang ahli pidato terkenal pada masa itu.Libanius bangga akan kepintaran dan kefasihan Yohanes. Sekitar umur 20 tahun, Yohanes baru dibaptis menjadi Kristen. Kemudian bersama beberapa orang temannya, ia mendalami cara hidup membiara dan belajar teologi di bawah bimbingan Diodorus dari Tarsus, seorang pemimpin Sekolah Teologi Antiokia. Setelah itu, selama enam tahun ia hidup menyendiri sebagai rahib di pegunungan Antiokia. Sekembalinya ke kota, ia ditahbiskan menjadi Diakon oleh Uskup Miletius dan pada tahun 386 ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Flavian I dari Antiokia. Ia ditugaskan mewartakan Injil di Antiokia.
Sepeninggal Nectarius, Patriark Konstantinopel, pada tahun 397, Yohanes dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada masa itu, hidup susila penduduk kota sangat merosot. Hal ini mendesaknya untuk melancarkan pembaharuan hidup moral di seluruh kota dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan. Keahliannya berpidato dimanfaatkannya untuk melancarkan pembaharuan itu. Kotbahnya sungguh tepat dan mengena, tegas dan terus terang. Sabda Tuhan diterapkannya secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. Oleh karena itu, ia dibenci oleh pembesar-pembesar kota dan uskup lain-nya. Program pembaharuannya ditentang keras. Dalam suatu Sinode di Oak, sebuah desa di Kalsedon, ia dikucil-kan oleh uskup-uskup lainnya. Tetapi tak lama kemudi-an ia dipanggil kembali karena reaksi keras dari seluruh umat yang sayang kepadanya. Pada 9 Juni 404, sekali lagi ia diasingkan karena kritikannya yang pedas ter-hadap Kaisar (wanita) Eudoxia dan pembantu-pembantunya. Banyak penderitaan yang ia alami dalam pengasingan itu. Disana ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus.
Yohanes dikenal sebagai seorang Uskup yang saleh. Kotbah dan tulisan-tulisannya sangat berbobot dan menjadi saksi akan kefasihannya  dalam berbicara. Oleh karena itu, ia dijuluki "Krisostomus" yang artinya "Si Mulut Emas". Dalam kotbah dan tulisan-tulisannya dapat terbaca keprihatinan utama Krisostomus pada masalah keadilan dan penerapan ajaran Kitab Suci, baik oleh umat maupun rohaniwan-rohaniwan. Pestanya: 13 September. (Ursula)