RENUNGAN HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

( 12-08-2018 )

     

Bacaan Injil pada hari Minggu ini, mengajak kita untuk merenungkan kembali peritiwa kehidupan Maria dari pertama ia menerima kabar dari malaikat Tuhan sampai pada ia menyaksikan kehidupan Puteranya yang tergantung di kayu salib demi menebus dosa kita. Dan kini, Maria Bunda Tuhan, Ratu dan ibu alam semesta telah diangkat dan memasuki kemuliaan surgawi beserta jiwa dan raganya. Ia telah memberikan cara hidup yang benar kepada kita yaitu bagaimana kita mampu untuk menghidupi dan menjalankan Sabda Tuhan dalam keseharian hidup kita serta memahami rencana dan kehendak Allah.
Belajar dari kehidupan Maria, penting untuk kita sadari bersama bagaimana Maria meletakkan hidupnya pada dasar iman yang kokoh dan kerendahan hatinya. Ini semua nampak ketika ia menanggapi tawaran untuk mengandung Sang Emanuel, “sebab aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1: 38). Kesiapsediaanya dalam menjalankan kehendak Allah menjadi teladan cinta kasih keibuan untuk memelihara dan mendidik semua orang beriman. Inilah dasar keutamaan Maria yang bisa menjadi pegangan hidup kita dalam menghadirkan kasih dan kehendak Allah.
Keutamaan lain yang bisa kita dapatkan dari keteladanan hidup Maria dalam perjumpaannya dengan Elizabeth adalah kesadarannya sebagai orang yang terberkati. Kesadarannya ini mengundangnya untuk senantiasa bersyukur kepadaTuhan(…jiwaku memuliakan Tuhan..) dan mau berbagi berkat dengan orang lain (mengunjungi Elizabeth). Teladannya ini mengundang kita untuk mau menyadari diri sebagai pribadi-pribadi yang senantiasa mau bersyukur dan sekaligus mau berbagi berkat dengan orang lain.
Dengan kata lain, Maria mengundang kita untuk senantiasa menyadari diri sebagai pribadi-pribadi yang diberkati oleh Tuhan dengan segala kelebihan yang telah kita miliki selama ini. Semuanya ini bukan untuk kita nikmati sendiri, melainkan juga untuk kita bagikan kepada orang lain agar merekapun juga bisa menikmati kelebihan kita. Inilah dasar dari semangat SOLIDARITAS.
Akhirnya, belajar dari teladan hidup Maria, kita sebagai gereja kembali diingatkan pada peran penting Maria dalam sejarah keselamatan manusia. Maria mengandung, melahirkan-Nya dan akhirnya menerima-Nya di pangkuannya saat wafat di kayu salib. Karenanya, gereja memberikan empat gelar kepada Maria: (1) Maria tetap Perawan, (2) Maria Bunda Allah, (3) Maria dikandung tanpa noda dosa asal dan (4) Maria diangkat ke surga jiwa dan badan.  (Rm. Tetra Vici Anantha, CM)