Bacaan pertama menekankan bagaimana keterlibatan Allah penyelamat pada bangsa yang sedang dalam perjalanan bangsa yang tidak punya keberanian maju, menyangsikan penyelamatan yang paling dasar bagi hidup mereka sendiri (ayat 2-3). Untuk itulah keterlibatan istimewa Allah dinyatakan (ayat 4.12.15). di dalam peristiwa yang istimewa itu dan akhirnya bangsa tersebut dengan keberaniannya mendapat kembali kepercayaan dan kesanggupan mereka untuk berusaha.
Yang menjadi pokok pewartaan dalam bacaan pertama adalah Karya Allah dalam membimbing umat dengan penuh perhatian dan kasih.. Dalam karya itu menjadi nyata kuasa dan kemuliaan Allah (Kel.16:6-12) dan rencana Allah memang mengagumkan. Karya inilah yang diperingati oleh umat dalam kehidupan mereka, sehingga terpupuklah Iman akan Karya Agung Allah yang mengembangkan kehidupan.
Yang menjadi bagian penting dalam kisah ini ialah reaksi manusia. Setiap kali ternyata bahwa manusia harus mengulangi pertanyaan akan karya keselamatan Allah itu, dan dalam terang imannya manusia berkewajiban memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Terhadap karya yang agung dari Allah itu, bangsa terpilih sebetulnya mempunyai alasan yang kuat untuk bersyukur.
Dalam bacaan kedua Efesus bab 4 Paulus menerangkan persatuan hidup di dalam Gereja yang menjadi kancah usaha hidup Kristen. Diingatkan agar umat tidak jatuh kembali pada adat kebiasaan lama, kekafiran (ayat 17:19) melainkan terus menerus “belajar mendengar dan mengenal Kristus “ (ayat 20-21) dan dengan demikian membangun manusia baru dalam sikap dan usaha.
Yang sangat diketengahkan di sini adalah kedudukan Kristus sebagai “kebenaran” (ayat 20-21). Kebenaran inilah yang mewahyukan siapa Allah dan karya penyelamatan Nya bagi manusia. Itulah sebabnya bahwa manusia yang jujur harus terus menerus mengarahkan diri di dalam pembangunan pribadi, dan di dalam hubungan dengan Kristus. (ayat 22-24)
Pengalaman akan penyelenggaraan Allah yang mengagumkan dalam hidup sehari-hari bukan dimaksudkan untuk melenyapkan pertimbangan dan perhitungan dalam hidup ini, melainkan untuk mengingatkan bahwa manusia tetap mempunyai arah ilahi. Rencana Allah tetap berjalan di dalam pertimbangan dan perhitungan tersebut.
Injil Suci menekankan bagaimana Yesus dikenal sehingga perkenalan dengan Yesus menimbulkan kebahagiaan (lih. Yoh 4:1-16; dan Yoh 10:11-15). Dalam Yoh 6:35 Yesus mengidentikan diriNya dengan Roti Kehidupan, seperti air hidup dalam Yoh 4:10), yang menghilangkan rasa lapar dan dahaga selamanya: “Datang kepada Ku”; percayalah pada Ku (Yoh 5:40)
Yang sangat penting dalam Injil Yohanes berkali-kali Yesus mengatakan “Roti Hidup”. Apa yang dulu pernah dilakukan Musa, akan dilakukan Yesus secara lebih istimewa. Yesus mengatakan ini dengan jelas: bahwa orang masih mencari roti – roti semacam itu, ini sebenarnya tak ada gunanya, karena Yesus sendirilah Tanda dari surga, tanda dari Tuhan. Dalam pengertian Roti hidup sebagai tanda jelas maksud Yohanes: perhatiannya pada eskatologi (akhir dunia) yang sekarang ini mulai hadir di dunia ini. Di dalam dan dengan Yesus mulailah nampak Tanda (roti surgawi) akhir jaman. Yesus sendirilah Anugerah, yang dipercaya Tuhan dengan meterai Nya (Yoh 6:27) Yesus Kristus adalah Roti Surgawi.
Dengan menyebut Yesus sebagai Roti kehidupan (Yoh 6:35) nampaklah kepercayaan Gereja Rasuli terhadap Ekaristi Suci. Hanyalah orang beriman, yang mampu melihat Yesus dalam Roti Ekaristi dan juga menyambutNya.
Rm J. Widajaka CM