APALAH ARTI SEBUAH NAMA (Luk. 1:57-66 dan 80)

( 17-07-2018 )

     

 
Sabda Tuhan pada Hari Raya St. Yohanes Pembaptis berbicara soal kelahiran Yohanes Pembaptis. Oleh karena itulah fokus renungan ini ada pada peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis. Yang menarik untuk direnungkan adalah pergumulan antara Zakharia dan Elizabeth dalam berhadapan dengan orang-orang disekitar mereka berkaitan dengan soal pemberian nama bagi calon bayi yang hendak dilahirkan oleh Elizabeth di usia tuanya. Mengapa hal ini menarik untuk direnungkan?
Saat Zakharia mendapatkan kabar dari Malaikat Gabriel, orang-orang di sekitar Elizabeth dan Zakharia berharap agar mereka mengikuti tradisi dalam memilih nama bagi sang calon bayi. Namun Elizabeth dengan tegas memilih nama seperti nama yang diberikan malaikat kepada Zakharia. Demi mendukung pendapat mereka yang bertentangan dengan Elizabeth, mereka kemudian meminta Zakharia menuliskan nama yang dia inginkan bagi anaknya. Dan jawaban Zakharia mengherankan semua pihak, karena ia menuliskan nama seperti yang disebutkan oleh Elizabeth. Setelah itu, Zakharia bisa berbicara kembali, seperti yang dijanjikan malaikat. Tentu saja orang jadi bertanya-tanya mengenai masa depan anak Zakharia itu.
Akhirnya diskusi antara Zakharia dan Elizabeth bersama dengan orang-orang disekitar mereka berakhir dengan nama yang diberikan oleh Zakharia, yakni "Yohanes" yang berarti "Tuhan memberi rahmat". Tentulah arti nama "Yohanes" sungguh bermakna bagi pasangan Zakharia dan Elizabeth. Kelahiran Yohanes merupakan tanda cinta Tuhan atas mereka yang senantiasa memiliki pengharapan yang kokoh atas janji Allah sekalipun di usia terbilang renta. Karena itu, selanjutnya mereka dengan setia memelihara dan mangasuh Yohanes dengan penuh cinta. Yohanes bertumbuh menjadi pribadi yang kuat sehingga bertahan untuk  hidup dalam kegersangan padang gurun. Ia pun dipenuhi oleh Roh Kudus yang memampukan dia berkata-kata tentang kebenaran, pertobatan dan warta Kerajaan Allah.
Peristiwa kelahiran Yohanes hendaknya menjadi bukti bagi kita bahwa Tuhan senantiasa mendengarkan doa dan harapan setiap orang yang percaya akan kasih dan penyelenggaraan-Nya. Lebih dari itu, kesetiaan Zakharia dan Elizabeth mengasuh dan membesarkan Yohanes menjadi contoh bahwa berkat Tuhan mesti disertai dengan tanggung jawab dari manusia untuk memelihara dan menghasilkan buah berlimpah. Berkat Tuhan hendaknya bukan sebatas harta kesalehan pribadi semata, tetapi mesti berdayaguna bagi kebaikan dan keselamatan sesama.
Akhirnya, kesadaran bahwa sesungguhnya setiap dari kita adalah pemberian atau hadiah istimewa Allah, maka sudah selayaknyalah apabila kita tetap berusaha agar kita pun mau dan rela menjadi berkat bagi orang lain. Setidak-tidaknya kita bisa menjadi kebanggaan orang tua kita, sama seperti Yohanes  yang telah menjadi kebanggaan Zakharia dan Elizabeth, bahkan kebanggaan Tuhan Sang Pencipta-nya.
                                Rm. Tetra Vici Anantha, CM