Dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu ini kita akan mendengarkan lagi berita tentang kebangkitan Yesus menurut Lukas. Lukas bukan hanya sekadar memberitahu-kan kenyataan, bahwa Yesus telah sungguh bangkit, tetapi sekaligus juga menegaskan, bahwa Yesus yang telah bangkit itu memberikan tugas kepada murid-murid-Nya untuk mewartakan kebangkitan-Nya itu kepada segala bangsa. Segenap murid-Nya harus tampil sebagai saksi dari semuanya itu. Ite Missa Est - Pergilah kamu diutus.
Meskipun sudah beberapa kali ada berita tentang kebangkitan Yesus, yaitu dari Maria Magdalena dan dua perempuan lain, dari Simon (Petrus) dan dua murid Yesus dari Emmaus, murid-murid-Nya belum mengenal Dia. Dan ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka sambil berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:26) ternyata mereka terkejut dan takut. Sehingga Yesus berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut. Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya…” (ay.38-39). Karena mereka belum juga percaya, Yesus masih bertanya lagi: “Adakah padamu makanan di sini?” (ay. 41). Barulah kemudian sesudah Yesus makan, mereka percaya, bahwa Yesus memang bangkit, bukan hanya roh-Nya, tetapi juga tubuh-Ku. – Apa pesan Injil Lukas hari ini kepada kita?
Pertama: Yesus ingin menunjukkan, bahwa Ia Yang Bangkit adalah sungguh Dia Yang Disalib! Ia mau mengingatkan kita, bahwa tubuh-Nya yang disalib adalah tubuh yang dipersembahkan kepada Allah sebagai korban. Dengan demikian kematian Yesus di salib bukanlah sekadar suatu fakta yang historis atau memang sungguh terjadi di masa lampau saja. Peristiwa pengorbanan diri Yesus itu tetap berlangsung dan berlaku sampai sekarang ini. Jadi Tuhan Yang Dimuliakan untuk selamanya adalah Tuhan Yang Dikorbankan!
Kedua: Ketika menampakkan diri kepada murid-murid-Nya Yesus berkata: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita, dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” (ay. 46-47). Demikianlah ternyata rencana keselamatan Allah, yang termuat dalam Perjanjian Lama lewat Taurat, para nabi dan Mazmur, menjadi kenyataan dalam Perjanjian Baru. Dan keselamatan umat manusia itu ialah pengampunan segenap dosa segala bangsa. Dengan demikian tampaklah bahwa keselamatan umat manusia adalah universal. Dengan kata lain, korban di salib adalah korban silih Yesus bagi semua orang. Yesus sebagai Mesias telah mengorbankan diri bukan hanya untuk keselamatan Israel, melainkan segenap umat manusia di seluruh dunia!
Ketiga: Pesan Yesus dalam Injil Lukas hari ini berbunyi: “Kamu adalah saksi dari semuanya ini” (ay. 48). Pewartaan sabda Allah bukanlah suatu penyampaian kebenaran secara ilmiah, melainkan suatu kesaksian atas suatu kenyataan atau fakta. Yakni fakta kematian dan kebangkitan Yesus. Timbulnya agama kristiani, atau adanya Gereja, adalah suatu kenyataan, yang berada secara historis. Dan kenyataan itu bukan hasil buatan manusia, melainkan merupakan karya Allah. Karya itu merupakan pengorbanan diri Allah yang menjadi manusia. Dan hasilnya ialah pengampunan dosa bagi segala bangsa. Dengan demikian pewartaan kristiani berarti: memiliki sikap dan kesediaan menjadi saksi dari kenyataan tersebut. Mewartakan berarti memberi kesaksian dengan kata, dengan kehidupan dan dalam situasi dan kondisi tertentu kesaksian dengan darah.
Saudaraku, seperti Yesus dalam segenap hidup dan karya-Nya didampingi Roh Kudus, demikianlah juga sebenarnya Roh Kuduslah yang tampil sebagai saksi yang sesungguhnya. Rohlah yang memberi kesaksian kepada kita dalam hati atau batin kita. Dan kita selanjutnya menyampaikan kesaksian kita itu kepada orang lain. Kebangkitan Yesus Kristus merupakan intisari pewartaan kristiani sejati. Pewartaan yang dilakukan para rasul seperti terdapat dalam Kisah Rasul dan surat-surat mereka bersumber pada kebangkitan Yesus. Karena itu pewartaan tentang Yesus Kristus bukanlah pertama-tama menerangkan ajaran dan tingkah laku kita menurut hukum-hukum moral, melainkan lebih berupa memberi kesaksian atas kematian dan kebangkitan Yesus Tuhan. Sebab di situlah letak awal berlakunya sejarah keselamatan umat manusia. Pewartaan terbaik adalah kesaksian kata dan perbuatan atas kasih Kristus dalam penderitaan, kematian namun terutama dalam kebangkitan-Nya.