ST. DISMAS

( 26-04-2018 )


Dismas adalah sebutan bagi pencuri yang disalibkan di sebelah kanan Yesus. Dismas berasal dari bahasa Yunani 'dysme' yang berarti ''mati''. Penulis lain memberi sebutan Zoathan. Ia kemudian mendapat sebutan 'Pencuri yang Baik' atau yang bertobat. Hal itu dicatat oleh Santo Lukas pengarang Injil pada Luk 23:39-43.
Kini Dismas menjadi pelindung orang yang sedang akan mati atau sekarat, terutama mereka yang mendapat hukuman mati. Si 'Pencuri Baik' ini menjadi model pertobatan kristiani yang mendalam. Sikapnya penuh pengertian dan kepasrahan. Ia juga sanggup memberi pengertian kepada temannya. Tentu Yesus sangat tersentuh hatinya mendengar kata-kata dan sikap yang sangat tulus-halus ini. Dan Ia segera memberi pengampunan, bahkan kebahagiaan surgawi. Tentunya kita juga harus bersikap demikian.
Di luar Injil Lukas, tidak ada berita atau cerita lain yang memadai tentang pribadi Dismas. Bahkan nama Dismas sendiri adalah pemberian orang, lama sesudah kejadian itu. Dongeng atau cerita rakyat atau legenda kemudian timbul karena sikap yang menarik ini. Salah satunya meng-gambarkan adanya dua perampok yang bernama Titus dan Dumachus. Mereka menghentikan Maria dan Yusuf dan Kanak-Kanak Yesus yang sedang mengungsi ke Mesir. Tidak lama setelah Yesus lahir di Betlehem, Keluarga Kudus melarikan diri dari Betlehem, sesudah mendapat kabar dari Malaikat bahwa Herodes akan membunuh Kanak-Kanak Yesus. Mereka mengungsi ke Mesir. Pada waktu itulah perampok tadi membengal mereka.
Ketika Dumachus menyadari bahwa yang akan mereka rampok itu adalah Keluarga Kudus, maka ia membujuk dan memberikan 40 keping mata uang perak kepada Titus temannya, supaya Keluarga Kudus itu dapat meneruskan perjalanannya dengan utuh dan selamat.
Tiga puluh tiga tahun kemudian kedua perampok itu tertangkap dan disalibkan di sebelah kiri dan kanan Yesus, Dumachus atau Dimas adalah 'pencuri yang baik' itu, sedangkan yang di sebelah kiri dan tidak bertobat mendapat julukan Titus atau Getas. Dismas telah menjalani hidup jahat dan kekerasan, tetapi mengalami mati yang suci berkat pertobatannya. Bahkan ia mendapat martabat tinggi, boleh mati di sebelah kanan Yesus pada hari Jumat Agung. Ia juga menjadi pelindung para hukuman dan pemimpin penguburan. Pestanya dirayakan tanggal 25 Maret.