ARIF DAN BIJAKSANA

( 25-11-2017 )

'Hidupi hidup ini'  maksudnya, hadapi tantangan, rintangan dan gejolak kegelapan dalam  kehidupan ini dengan bekal kekuatan yang kita terima dari  Allah yang berbelas kasih kepada manusia. Sebab hidup yang sungguh-sungguh dihidupi oleh kasih-Nya, dalam hatinya akan memancarkan sikap arif dan bijak. Memang, budi manusia memberikan kepandaian bukan kebijaksanaan. Untuk itu kita membutuhkan naluri yang mengatasi budi, seperti naluri yang dimiliki kelima gadis yang bijak. (Matius 25:1-13). Naluri gadis bijak ini nampak dari kecermatan dan ketelitiannya memperhitungkan segala kemungkinan yang ada, termasuk keterlambatan kedatangan mempelai. Mempelai itu tidak lain adalah Yesus Kristus-Kristologis- yang akan datang-eskatologis- secara tak terduga.  Itulah sebabnya mengapa Yesus menasehatkan agar kita bersikap arif dan bijak, selalu waspada dan berjaga-jaga dalam menyambut kedatangan-Nya. 'Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya'. (Matius 25:13)
Sikap arif dan bijak ini bermuara dalam hati yang bergetar karena kesadaran diri akan kasih-Nya. Kesadaran inilah yang perlu terus menerus dihidupi hingga kita mampu mewujudkan kasih-Nya secara konsisten dalam tindakan nyata. Dengan demikian, kita pun akan semakin menyadari pentingnya saling memaafkan, mengembangkan dan memekarkan serta tetap memelihara kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama saudara. Jika kesadaran ini terus menerus dihidupi oleh kehidupan yang didasari oleh kasih-Nya, maka proses pembusukan yang mengarah pada pengkotak-kotakan entah itu agama, ras, suku atau aspirasi hidup tidak akan ada lagi. Pengalaman akan kasih-Nya ini membuat kita tidak lagi mencari 'kambing hitam' sebab hidup kita telah dipenuhi oleh cahaya rahmat-Nya. Dan, bila 'mempelai' itu datang, kita dalam keadaan berahmat, kita dalam keadaan berjaga dan hati kita penuh sukacita menyambut kedatangan-Nya.
Persiapkan masa depan bukan hanya hidup di dunia ini,tapi juga masa depan hidup yang abadi. Karena itu bersikaplah arif dan bijak dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Lakukanlah semuanya hanya didorong oleh kasih-Nya yang menghantar kita pada kepenuhan hidup. Agar hidup kita tetap disinari dan dipenuhi oleh cahaya dan anugerah-Nya. Bukalah hati dan arahkan pada kerahiman-Nya, maka bila saat-nya 'mempelai' datang, hati dan seluruh hidup kita berada dalam keadaan berahmat.
Saudaraku, kelalaian Anda mencerminkan kelima gadis yang bodoh. Kewaspadaan Anda dengan terus menghidupi kehidupan Anda dengan tindakan yang didasari oleh keutaamaan kasih mencerminkan kelima gadis yang bijak. Sampai saat ini, hidup Anda ada pada posisi sebagai gadis yang bijak atau gadis yang bodoh?  Mengapa demikian? Oleh karena itu, tetaplah waspada! Tuhan memberkati kita. (Hd.)