KUNCI KERAJAAN SURGA

( 12-09-2017 )



Sabda Tuhan pada hari ini berbicara tentang kepercayaan yang Tuhan berikan kepada manusia! Tuhan pemilik hidup ini memberikan kepercayaan kepada pribadi pribadi tertentu kunci kepada kehidupan. Namun kepercayaan itu dapat diambil oleh Tuhan bila orang tersebut tidak bertanggungjawab, dan diberikan kepada orang lain yang dapat bertanggungjawab. Dalam injil Tuhan Yesus memberikan kepercayaan itu kepada Petrus, yakni kunci kerajaan surga. Namun apakah kerajaan surga itu kalau bukan kehidupan yang sejati, dimana kita mengalami bahagia abadi bersama Allah yang hidup?
Apakah kunci itu hanya diberikan kepada Petrus? Tentu maksudnya kepada seluruh GerejaNya. Petrus disini mewakili Gereja menerima kunci itu, kepercayaan itu. Sekaligus mau ditunjukkan di sini bahwa Tuhan memberikan kepercayaan itu bukan hanya kepada Gereja secara umum, namun kepada masing-masing pribadi anggotanya.
Mengapa Tuhan memberikan kepercayaan itu kepada Gereja? Karena Gereja percaya kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup! Kepercayaan ini anugerah, namun sekaligus menuntut keterbukaan kita untuk menerimanya. Bagaimana kita dapat bersikap terbuka untuk menerima iman kepercayaan ini?
Pertama-tama adalah menerima dan mau bergaul dengan Tuhan Yesus. Itulah yang dilakukan oleh Gereja para rasul: bergaul dengan Yesus. Sayang banyak pengikut Kristus dewasa ini hanya mau menjadi pengikutnya secara massal. Tidak mau bergaul secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Cukup menyandang nama kristiani, umat katolik, tapi Kristus tidak nyata baginya. Tuhan Yesus mau menyatakan diriNya kepada kita masing-masing, kalau kita mau menerimaNya, mau bergaul denganNya.  Kita menerima Tuhan Yesus lewat ekaristi. Namun sudahkah kita peduli menerimaNya secara pribadi? Apakah kita memasuki perayaan ekaristi dengan kerinduan untuk berjumpa secara personal dengan Tuhan? Apakah kita mendengarkan sabda Tuhan sungguh dengan penuh perhatian dan keterbukaan? Apakah sesudah menerima komuni kita sungguh berdoa untuk merasakan kehadiranNya secara pribadi? Apakah kita mendalami perjumpaan itu dengan pergaulan sehari-hari, yakni dengan membaca dan merenungkan sabdaNya? Mungkin kita terlalu sombong, terlalu sibuk, atau merasa tak pantas untuk membuka dan membaca injil untuk berjumpa dan bergaul dengan Tuhan Yesus?
Bergaul dengan Tuhan Yesus membuat kita mengenal pikiran pikiranNya, mengenal kebijaksanaan Allah yang tak terselami oleh pemikiran kita melulu. Kebijaksanaan inilah yang akan menuntun kita kepada hidup yang sejati. Dan bila kita menghayatinya benar-benar, kita juga akan mewartakan kebijaksanaan itu kepada sesama kita. Sehingga merekapun tergerak untuk bergaul dengan Yesus dan dituntun di jalan kebenaran. Kunci kerajaan surga, kunci kepada kehidupan sejati dipercayakan kepada kita bila kita bergaul dengan Kristus. Sabda Kebijaksanaan Allah yang menjadi sesama kita! Maukah kita menerima dan menghayatinya dengan penuh tanggungjawab? Jangan sampai Tuhan mendapati kita tidak setia, mengambil kunci itu dari kita, dan mempercayakan kepada orang lain. (sad budi)