Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta Yesus menampakkan kemuliaanNya. Para Penginjil melaporkan bahwa Yesus selalu menggunakan kesempatan tertentu setelah melayani manusia untuk pergi menyendiri di atas bukit dan berdoa, kadang semalam-malaman Ia berdoa. Tetapi kali ini Yesus mengajak tiga murid inti yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk mendaki sebuah gunung yang tinggi. Mereka sendirian saja di sana. Di atas gunung itu Yesus berubah rupa: “Wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.” (Mat 17:2; Mrk 9:2-3). Peristiwa Yesus berubah rupa atau transfigurasi ini mirip dengan pengalaman Musa ketika berjumpa dengan Yahwe di atas gunung Sinai: “Ketika Musa turun dari gunung Sinai, kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa, ketika ia turun dari gunung itu, tidaklah ia tahu bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan.” (Kel 34:29). St. Paulus berkata: “Mata orang Israel tidak tahan menatap wajah Musa yang cemerlang.” (2Kor 3:7). Di dalam perikop Injil, Tuhan Yesus menampakkan kemuliaanNya bersama Musa (Torah) dan nabi Elia (seorang nabi besar) di hadapan Petrus, Yakobus dan Yohanes yang mewakili para muridNya.
Menjadi pertanyaan kita adalah apa makna Yesus menampakkan kemuliaanNya di atas gunung yang tinggi? Sebelumnya Yesus sudah memberitahu tentang penderitaanNya (Mat 16: 21). Kali ini Yesus menampakkan kemuliaanNya untuk mempertegas pemberitahuanNya itu bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem dan di sana Ia akan menanggung banyak penderitaan, ditolak dan disalibkan. Pengalaman PaskahNya ini sebenarnya sudah ada dalam Kitab Taurat (Musa) dan Kitab para nabi (Elia). Pada saat yang sama, Allah Bapa sendiri bersaksi: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” (Mat 17:5). Allah Bapa bersaksi untuk memuliakan PuteraNya karena Yesus Putera taat kepadaNya. Awan terang yang menaungi Yesus dan para muridNya adalah shekinah, tempat Allah bersemayam dan mengingatkan orang-orang Yahudi yang berharap bahwa ketika Mesias datang, awan kemuliaan Tuhan akan menaungi kembali Bait Suci di Yerusalem (Kel 16:10; 19:9; 33:9; 1Raj 8:10; 2 Mak 2:8).
Pada hari ini Tuhan Yesus menghendaki agar kita yang mendengar sabdaNya pun ikut menikmati kemuliaanNya. Tuhan Yesus juga membuka jalan bagi kita untuk menikmati kemuliaan Bapa dengan mengikutiNya, mendengar dan melakukan sabdaNya di dalam hidup kita. Allah Bapa sendiri menghendaki agar kita mendengar PuteraNya. Dengan mendengar Yesus, kita mendengar Bapa sendiri karena Yesus dan Bapa adalah satu.
Saudaraku, apa yang harus kita lakukan? Kita diingatkan untuk tidak berhenti percaya kepada Yesus, satu-satunya Penyelamat kita. Caranya adalah
Pertama, dengan mendengar, mentaati, mengasihi Tuhan melalui SabdaNya.
Kedua, dengan kesiapan hati untuk memikul salib dan mengikutiNya. Kebanggaan sebagai Pengikut Kristus adalah ketika menjadi sahabat seperjalanan dengan memikul Salib bersama-sama.
Ketiga, merasa bahwa Yesus adalah segalanya. Ketika Petrus, Yakobus dan Yohanes mengangkat kepala, mereka hanya melihat Yesus seorang diri saja. Kita pun hendaknya demikian! Tuhan memberkati.