Hari ini Gereja universal merayakan Pentakosta sebagai Peristiwa penting dalam Sejarah Gereja yang menggambarkan turunnya Roh Kudus di antara para Rasul untuk menyakinkan kepada segenap manusia bahwa Yesus adalah Messias yang dirindukan kedatangan Nya oleh segenap umat manusia..
Bacaan pertama (Kis 2:1-11) memberikan keterangan tentang peristiwa Pentakosta yang menentukan hidup dan perkembangan Gereja selanjutnya. Allah menggerakkan, mengembangkan dan mengarahkan para Rasul untuk berusaha menyelamatkan umat manusia.
Sedangkan bacaan kedua (1 Kor 12:3b.7.12-13) menekankan bahwa karya Roh itu memang beraneka ragam wujudnya: bermacam-macam tugas dan beraneka ragam kurnia menunjukkan bahwa Gereja memang hidup dan berkembang di dalam keanekaragaman itu, menjadi satu tubuh Kristus yang berkembang subur, diikat oleh kekuatan Roh Nya. Roh yang berkarya dan menghidupkan Gereja, merupakan sumber dinamik dengan kurnia yang berbeda-beda. Memang keanekaragaman itu bukan dimaksudkan untuk memecah belah, melainkan untuk memperkaya seluruh persatuan (1 Kor 12:6). Orang Kristen menjadi anggota beraneka dari satu Tubuh, Kristus (1 Kor 12:12).
Yesus Kristus lah menjadi titik tolak dan dasar iman kristen, karena Ia tetap hidup dalam Kemuliaan ilahi, setelah wafat Nya. Kenyataan ini akhirnya menjadi inti pengakuan Kristen dan pewartaan kabar gembira (lih. Rm 10:9; 1 Kor 15:3-5; Flp 2:6-11; Kol 1:15-20). Pengakuan ini terlaksana berkat kekuatan Roh Kristus : “Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku Yesus adalah “Kurios” (= Tuhan) selain oleh Roh Kudus”
Hari Raya Pentakosta merupakan Puncak perayaan Paskah. Peristiwa Pentakosta ditandai dengan turunnya Roh Kudus kepada para rasul dalam rupa lidah-2 api (Kis 2:1-11). Roh Kudus itu menyentuh mereka secara pribadi dan menganugerahkan kurnia yang berbeda-beda, tetapi untuk kepentingan bersama (1 Kor 12:1-11). Roh Allah yang turun atas diri para rasul mengobarkan semangat kita dalam beriman. Roh itu juga membuat kita siap diutus memberikan kesaksian iman. Ketika para murid menerima Roh Kudus, mereka berani berbicara tentang Kristus yang tersalib ke segala penjuru.
Sejak Turunnya Roh Kudus Gereja menjadi hidup dalam semangat Roh Kudus. Semua tindakan Gereja didorong oleh Nya. Karena itu Gereja tetap Kudus, sekalipun pribadi-2 masih berjuang untuk memenuhi kesucian itu. Gereja bertahan hidup karena kekuatan Roh Kudus yang hadir selama-lamanya.
Marilah kita sambut kehadiran Roh Kudus itu untuk mengubah ketakutan, kekhawatiran dan kelemahan kita, bahkan lebih dari itu, untuk mengampuni dosa kita dan mengubah hati kita menjadi lembut dan penuh kasih.
Rm J. Widajaka CM