MENGENAL DAN PERCAYA

( 27-05-2017 )


 Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut menjadi kalimat pembuka bagi banyak orang ketika hendak memperkenalkan diri ataupun membuka acara perkenalan. Tidak hanya ungkapan basa-basi, namun merujuk pada kenyataan mengenai dalamnya suatu relasi. Yakni bahwa bila tidak mengenal satu sama lain, tidaklah mungkin akan terjalin relasi yang dalam antara dua orang yang berjumpa.
Perkenalan membuat orang saling dekat. Setelah mengenal, orang akan saling mengerti, saling memahami dan saling memberi arti. Di dunia yang semakin maju ini, kemungkinan untuk mengenal orang lain amatlah terbuka. Orang dapat saling mengenal tanpa harus bertatap muka. Ada yang mengenal lewat media sosial, maupun aplikasi-aplikasi terkini dalam dunia komunikasi. Kenyataan ini cukup menggembirakan, karena relasi antar manusia dapat dijalankan tiap waktu, melalui alat komunikasi. Bahkan dalam situasi tersibuknya; misalnya saat bekerja.
Dalam Injil hari ini Filipus mengajukan sesuatu yang berbeda. Baginya, mengenal adalah sinonim dari kata berjumpa, bertatap muka. Lantas bila tidak pernah berjumpa satu sama lain, belumlah cukup untuk dikatakan telah mengenal ataupun memahami. Persoalannya, Filipus memandang demikian dalam kerangka relasinya dengan Allah, dengan Bapa. Yesus-pun menegur Filipus. Ternyata selama ini, Yesus yang adalah utusan Bapa belum cukup membuat Filipus mengenal dan dekat dengan Bapa. Padahal Yesus ialah putraNya sendiri. Yesus menegaskan kembali bahwa barangsiapa telah melihatNya, melihat Bapa.
Apa yang dialami oleh Filipus juga kerap kita alami dalam hidup sehari-hari. Terkadang muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai keberadaan dan wujud nyata Tuhan Allah. Kita terkadang mempertanyakan siapa Tuhan bagi hidup kita. Terlebih saat kita tidak merasa dekat denganNya dalam menjalani pergumulan hidup kita. Saat hidup kita jauh dari perintah-perintahNya. Saat doa tidak lagi menjadi cara yang menarik untuk berkomunikasi denganNya. Pada saat itulah kita merasa sulit untuk percaya. Sulit untuk percaya bahwa Allah hadir dalam tiap langkah kita.
Permenungan hari ini mengajak kita untuk senantiasa memperdalam iman kita kepada Yesus Kristus. Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup. Selama ini mungkin kita telah mengenalNya melalui kitab suci, pelajaran agama, buku-buku rohani, dan pelbagai kegiatan rohani yang ada. Namun sudahkah kita tidak hanya sebatas tahu tentang Yesus?, Sudahkah kita sungguh-sungguh percaya padaNya? Semoga kita tidak hanya mengenal, namun juga percaya bahwa Yesus ialah jalan, kebenaran yang senantiasa menyertai hidup kita hingga akhir zaman. Amin. (frater ayub)