Siapa Yesus bagi kita? Tentu akan ada banyak jawaban dari kita semua. Namun tanpa kita bertanya pada diri sendiri, siapakah saya bagi Yesus, Yesus sudah memberikan satu jawaban pasti kepada kita: “Akulah gembala yang baik” (Yoh 10:11a). Jawaban yang begitu singkat! Namun, apa kita sudah tahu konsekuensi dari pernyataan Yesus itu?
Beriman berarti menjalin relasi yang dekat dengan yang kita Dia yang kita imani. Kita diundang untuk mau hidup dan bertumbuh seperti yang Dia inginkan. Namun dalam realitas kehidupan sehari-hari, hidup dalam iman kepada Tuhan ternyata tidaklah gampang. Banyak permasalahan yang kita jumpai dan tidak jarang kita cenderung berpikir dan bertanya: “apa yang salah dengan saya, Tuhan? Saya kurang apa? Saya sudah menghadiri Misa setiap minggu, bahkan harian. apakah saya masih kurang dekat dengan-Mu, Tuhan?” Berhadapan dengan aneka kegelisahan kita ini, sebenarnya ada sesuatu yang kita lupakan. Kita lupa bahwa ternyata Tuhan-pun membangun relasi dengan manusia, tidak hanya kita yang membangun relasi dengan Tuhan, Tuhan tidak egois!. Kita lupa bahwa Tuhan pun terus menjaga dan menyertai kita. Dia ingin menjadikan Diri-Nya gembala yang baik.
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”. Inilah yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus sendiri sebagai gambaran nyata dari Tuhan yang kita imani. Yesus ingin kita mengikuti-Nya dengan sepenuh hati, sebab Dia adalah gembala baik yang tidak hanya memberikan kita pengasuhan namun juga didikan. Yesus mengajak kita untuk berani berjuang dengan tidak pernah putus asa dan ragu. Dia juga mendorong kita untuk tidak pernah lari dari aneka realitas yang kurang mengenakkan dalam hidup kita. Sebab Dia sudah berjanji untuk memberikan rasa aman kepada kita setiap saat, tidak hanya pada saat kita takut dan ragu saja. Karena itu, kita harus berani menghadapi semua permasalahan hidup kita bersama Yesus dengan iman, bukan dengan ketakutan dan keraguan, sehingga dalam situasi apapun kita dapat berdoa ”Tuhanlah Gembalaku, takkan aku kekurangan…”(Mzm 23).
Akhirnya, marilah kita bersyukur karena kita semua adalah milik Yesus dan Dia pun milik kita semua. Yesus mengenal siapa kita dan untuk itu kita harus membangun relasi dengan Dia dalam iman agar kita bisa semakin mengenal-Nya. Dia berbeda dengan “… seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu” (Yoh 10:12). Dia yang adalah Yesus yang kita imani, sungguh memberikan rasa aman setiap saat. Dari sebab itu, janganlah kita pernah ragu untuk menyerahkan seluruh hidup dan karya kita kepada Yesus di dalam iman.
Rm. Tetra Vici Anantha, CM