PERCAYA KEPADA YESUS

( 02-04-2017 )

      
Sebuah mukjijat terjadi. Orang yang sudah mati empat hari, bangkit kembali. Bukan bangkit dengan sendirinya, melainkan dibangkitkan. Lazarus namanya; orang yang dibangkitkan itu. Dia tidak minta dibangkitkan, pun juga saudari-saudarinya. Hanya saja sebelum Lazarus meninggal, kedua saudarinya mengirim pesan kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit”(ay. 3). Yesus tidak langsung pergi menyembuhkan Lazarus, malah masih tinggal dua hari lamanya di tempat itu. Mengapa demikian? Karena bagi Yesus”penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah” (ay. 4).Melalui “penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan” (ay.4). Marta dan Maria kecewa sebab “sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (ay.21&32).
Betapa penggalan kisah ini membuat kita berhenti sejenak dan melihat hidup kita selama ini. Kita berdoa kepada Allah. Kita memohon kepada-Nya atas persoalan yang sulit dan bahkan mustahil dapat kita selesaikan. Namun pernahkah doa kita seperti doa kedua saudari Lazarus yang berani berkata, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi sakit?”Yakinkah kita bahwa kita yang lemah dan berdosa ini sungguh-sungguh dikasihi oleh Yesus?
Tindakan Tuhan itu tidak jarang sangat mengecewakankita yang tidak bisa mengetahui rencana-Nya.Kita sudah memohon, tetapi rasa-rasanya jawaban dari Allah begitu sepi. Namun sebenarnya, Allah punya rencana. Apakah kita juga sungguh-sungguh mendengarkan Yesus yang berbisik, “Tenang, kesukaran yang kamu alami hanya akan menyatakan kemuliaan Allah?”Dan percayakah kita bahwa Yesus yang mengasihi kita itu juga pasti akan menyatakan kemuliaan-Nya melalui kesulitan hidup yang kita hadapi? (Rm. Johan, CM)