"HIDUP" AKAN SUMBER AIR HIDUP

( 25-03-2017 )

       
Air merupakan unsur yang amat penting dalam kehidupan manusia. Air amat dibutuhkan untuk melengkapi pelbagai kebutuhan hidup. Manusia memanfaatkan air untuk minum, mandi, mencuci, bercocok tanam, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari air. Bahkan tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.
Bacaan pertama hari ini berbicara tentang begitu pentingnya air. Tidak hanya menunjukkan kebutuhan manusia akan adanya air, tetapi juga kelekatan manusia pada air. Bangsa Israel yang sedang kemah di Rafidim merasa kehausan. Mereka mempersalahkan Musa dan mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan dalam perjalanan mereka. Perjalanan keluar dari Mesir yang seharusnya menjadi suatu perjalanan yang patut disyukuri justru dimaknai sebaliknya. Momen pembebasan yang dipimpin oleh Musa justru dilihat sebagai upaya yang membuat mereka sengsara. Hanya karena satu alasan, mereka tidak mendapatkan air untuk minum (Kel 17:3).
Dalam hidup sehari-hari, kita juga sering mempersalahkan Tuhan. Yakni ketika apa yang kita harapkan tidak segera dipenuhi oleh Tuhan. Ketika kita dibiarkan larut dalam persoalan-persoalan yang rumit untuk diselesaikan. Dan pada saat kita diminta untuk belajar untuk tidak lekat dengan kemegahan dunia. Momen pertobatan yang terjadi selama masa prapaskah terkadang juga kurang dilihat sebagai momen yang penuh rahmat. Sebaliknya, proses pantang dan puasa yang dijalani dilihat sebagai rutinitas tahunan dalam kalender liturgi gereja. Pada titik inilah sebenarnya kita mengalami kehausan yang sesungguhnya.
Masa prapaskah merupakan momen yang tepat untuk merenungkan makna kehausan tersebut. Kita diajak untuk melihat bahwa kita tidak hanya sekedar haus, lalu ingin minum.  Namun haus akan air yang sungguh dapat memberi kehidupan. Tuhan Yesus menyebutnya air hidup (Yoh 4:10). Air hidup tersebutlah yang hendaknya menjadi kerinduan dari setiap orang beriman. Air hidup itu pulalah yang perlu menjadi tujuan dari setiap pertobatan. Karena pada dasarnya hanya air hidup yang membuat orang tak akan haus lagi (Yoh 4:14).
Pada akhirnya memaknai peristiwa kehausan yang dialami Bangsa Israel adalah sebuah permenungan tentang iman itu sendiri. Bila Bangsa Israel merindukan air untuk dapat minum, kita diminta melakukan sesuatu yang lebih. Kita diminta untuk menemukan Tuhan supaya dapat hidup. Karena Tuhanlah sumber air hidup. Lantas marilah menjadikan momen prapaskah ini sebagai kesempatan untuk mencari, menemukan dan mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari. Karena Ia akan senantiasa membenarkan tiap upaya yang didasari oleh iman. Sehingga pada saat Paskah kelak, kita akan hidup sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus (Roma 5:1). (Frater)