Ritus (upacara) Penutup adalah bagian akhir setelah Ritus Pembuka, Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi yang menutup seluruh rangkaian Misa Kudus atau Perayaan Ekaristi. Imam mengajak umat untuk terus memuji dan memuliakan Allah dalam hidup sehari-hari. Umat diutus untuk mewartakan cinta kasih Allah kepada dunia. Ritus Penutup bukan sekedar untuk membubarkan umat, melainkan hendak menekankan makna “Pengutusan” yakni tugas missioner yang harus dilakukan oleh umat di tengah dunia. Umat yang telah bersatu dengan Kristus melalui santapan tubuh-Nya, diutus untuk mewartakan kabar gembira dan keselamatan kepada semua orang. Itu sebabnya, unsur yang paling penting dalam Ritus ini adalah Berkat dan Pengutusan.
Selain itu dapat dikatakan bahwa Ritus Penutup terdiri dari Salam, Berkat, Pengutusan, Penghormatan Altar, dan Perarakan keluar. Jika diperlukan, Imam dapat memberikan amanat atau pesan singkat yang dibutuhkan oleh komunitas umat beriman. Tempat yang paling ideal untuk pengumuman adalah setelah Ritus Komuni, yakni sebelum amanat singkat. Isi pengumuman menyangkut kebutuhan bersama misalnya pengumuman penerimaan sakramen-sakramen, perhimpunan dana untuk pembangunan, korban bencana alam atau proyek khusus dan pengumuman perkawinan. Akan tetapi, amanat singkat seperti halnya pengumuman bersifat tidak wajib dalam perayaan Ekaristi sehingga bukanlah suatu keharusan. Salam dan Berkat. Ritus ini diawali dengan salam oleh imam selebran : “Tuhan bersamamu”, umat menjawab : Dan bersama Rohmu. Setelah itu Imam memberikan berkat kepada umat dengan menggerakkan tangan dalam bentuk tanda salib dan umat membuat tanda salib besar pada dirinya dan menjawab “Amin”. Salam atau dialog antara Imam dan umat hendak mengungkapkan iman Gereja bahwa Tuhan hadir dan menyertai umat-Nya. Pengutusan. Langsung sesudah berkat, imam mengatupkan tangan dan berkata : Perayaan Ekaristi sudah selesai. Umat menjawab : Syukur kepada Allah. Kemudian Imam melanjutkan : Pergilah! Saudara diutus, dan umat menjawab : “Amin”. Pengutusan dinyatakan oleh Diakon (kalau ada) dengan ungkapan “Ite Missa est”. Kata Misa sendiri berasal dari ungkapan “Ite Missa est” ini. Missa est bisa berarti dua hal : yang pertama, Misa atau Perayaan Ekaristi telah selesai atau yang kedua, tugas perutusan untuk mewartakan apa yang telah dirayakan dalam misa tersebut.
J.V.S. Tondowidjojo, CM