Petrus adalah seorang nelayan kelahiran Betsaida, sebuah desa di dekat Tasik Tiberias. Nama aslinya adalah Simon, Putra Yonas (Yohanes). Saudara-nya yang bernama Andreas, memper-kenalkan dia kepada Yesus. Ketika Ia mengakui Yesus sebagai: "Kristus, Putra Allah yang hidup", maka Yesus kemudian memberi sebutan Petrus (bahasa Yunani) yang artinya batu karang. Sebutan ini dimaksudkan ia akan dijadikan pondasi Gereja-Nya, pemimpin Gereja-Nya. Sejak itu ia menjadi rasul Yesus yang utama dan sering tampil pada peristiwa-peristiwa khusus. Misalnya peristiwa pernikahan di Kana. Kemudian tugas itu diperjelas secara berturut-turut, 1) dari penjala ikan ia dijadikan penjala manusia; 2) diberi kunci kerajaan surga; 3) disuruh menggembalakan domba-domba-Nya. Itulah tugas mulia yang pernah diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Tetapi tugas itu amat berat bagi seorang nelayan seperti Petus. Namun Tuhan Yesus terus-menerus menggemblengnya lewat berbagai percobaan hidup. Misalnya: tiga kali Petrus menyangkal Yesus, kemudian menangis dan bertobat; ia menghunuskan pedangnya dan memotong telinga musuh Yesus, tetapi ia disuruh pergi oleh Yesus. Ia selalu menyediakan perahunya untuk Yesus.
Petrus seakan-akan mewakili kita manusia di dunia ini yang harus mengalami cobaan hidup silih berganti, berlayar di samudra bergelombang, sekali ke atas sekali ke bawah. Tetapi kalau kita tetap berpegang pada Yesus, akan selamat. Petrus hampir tenggelam di laut karena kurang percaya. Lalu ber-pegang pada Yesus dan selamat. Ia diangkat oleh Yesus menjadi ketua para rasul. Jabatan itu diteruskan oleh Bapa Paus di Roma. Dan jabatan para rasul diteruskan oleh para uskup di daerah masing-masing. Mereka dibantu oleh para tua-tua atau presbyteros, yang kini disebut imam. Para pembantunya disebut diakon. Susunan kekuasaan gereja yang demikian itu disebut hirarkhi.
Petrus dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan dapat diterima oleh para rasul lainnya. Ia rasul pertama yang membuat mukjizat; yang mewartakan Injil kepada kaum kafir; dipenjarakan oleh Herodes Agripa pada tahun 43, lalu dilepaskan oleh malaikat. Sesudah Yesus wafat, ia juga memimpin konsili Yerusalem pertama, di mana Petrus dipanggil untuk mempertanggungjawabkan tindakannya membaptis orang kafir tanpa disunat. Akhirnya Petrus dibenarkan. Menurut tradisi, sesudah itu ia pergi ke Roma dan di sana dihukum mati pada masa pemerintahan Kaisar Nero. Ia disalibkan dengan kepala di bawah. Di sana ia menjadi uskup pertama yang mati sebagai martir di kaki bukit Vatikan pada tahun 64 (Hd.)