ST. BASILIUS AGUNG

( 13-03-2017 )


Basilius lahir di Kaisarea, Asia kecil pada tahun 329, dari keluarga bangsawan kudus. Semua saudaranya ada sepuluh; empat di antaranya dinyatakan sebagai santo. Ketika masih kecil Basilius dididik oleh orang tuanya dan neneknya yang bernama St. Makrina Tua. Kemudian ia disekolahkan ke Konstantinopel; lalu melanjutkan ke Athena. Di situ ia bertemu dengan seorang kawan yang bernama Gregorius Nasianse. Mereka belajar bersama-sama.
Di kemudian hari mereka juga menjadi orang kudus bersama. Setelah selesai belajar di Athena, pada tahun 355 ia pulang ke Kaisarea. Di kotanya itu ia membuka sekolah pidato. Pada tahun 357 ia mengadakan perjalanan melalui Siria, Mesopotamia dan Mesir. Di Mesir ia berjumpa dengan para pertapa di gurun pasir. Mereka itu ialah para biarawan yang bertapa, jauh dari dunia ramai yang lazim pada masa itu. Basilius amat terkesan dengan cara hidup mereka yang sangat khusuk bermeditasi dan tenteram walaupun mereka menjalani hidup lahiriah yang berat. Untuk beberapa lama Basilius  tinggal bersama mereka. Ketika sudah pulang ia mulai membuka cara hidup baru yang diperoleh dari gurun pasir itu. Ia seperti menemukan 'mutiara' yang mahal. Ia menjual harta bendanya dan mendermakan kepada para miskin, lalu masuk biara. Ia mempersembahkan hidup, pengetahuan serta kefasihan lidahnya kepada Tuhan. Kemudian ia mendirikan beberapa biara dan mulai mengumpulkan para anggotanya; kemudian membuat peraturan-peraturan yang sesuai. Walaupun kesehatannya jelek tetapi ia tetap giat melakukan ulah-tapa dan matiraga.
Pada tahun 365 ia menerima tahbisan imam di Kaisarea, tetapi ada perselisihan dengan uskupnya Eusebius, sehingga ia terpaksa kembali kepertapaannya di Pontus. Dua tahun kemudian ia dibujuk oleh kawan lamanya: Gregorius untuk kembali ke Kaisarea untuk menanggulangi para bidaah Arianisme. Di situ ia menggantikan uskup Eusebius. Ia dibujuk oleh kaisar Valens untuk bergabung dengan golongan Arian, namun dengan tegas menolaknya, sehingga ia mendapat kesukaran dan siksaan dari mereka. Tetapi Tuhan melindunginya sehingga kaisar akhirnya menyerah kepadanya. Ia berhasil membela umatnya terhadap kekejaman pemerintahan Roma. Akhirnya ia wafat dengan tenteram pada tanggal 1 Januari 379. Ia meninggalkan warisan berupa karya tulisannya yang amat bermutu.