Kita semua merasakan bahwa paroki kita ini penuh dengan kegiatan. Ini menunjukkan bahwa paroki ini hidup. Di lain pihak kita perlu melengkapi dan bahkan mendasari segala kegiatan tersebut dengan doa. Untuk itulah maka mulai Novena HUT paroki setiap Jum’at kita langsung melanjutkan dengan kesempatan untuk adorasi Sakramen Mahakudus hingga jam 22.00. Semua umat diundang untuk memberi waktu setengah hingga satu jam antara jam 19.00 hingga jam 22.00 sesuai undangan Yesus: “Bangunlah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan.” (Luk 22: 40, 45)
Bagaimana kita melakukan adorasi Sakramen Mahakudus? Apakah ada rumusan doanya? Disediakan buku kumpulan doa adorasi yang bisa kita gunakan. Namun jangan sampai kita bingung dengan rumusan sehingga lupa berjumpa dengan Tuhan Yesus sendiri. Sebaiknya sebagian besar waktu adorasi kita gunakan untuk doa hening. Sebuah relasi diawali dengan saling menyapa, saling bicara, namun semakin dalam relasi itu kata-kata tak lagi memadai, kebersamaan dalam hening sering terasa lebih dalam.
Tapi dalam hening orang cenderung melantur atau mengantuk, bagaimana mengatasinya? Pertama-tama usahakan sikap batin yang benar, yakni kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhan dan mendengarkan Dia. Lalu serahkan segenap diri anda kepada Roh Kudus: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus(=beriman)” (Rom 8:26-27). Untuk membantu agar kita tetap focus, pilihlah kata-kata suci yang pendek, seperti: “Yesus, kasihanilah aku” atau “Tuhan kasihanilah aku” atau bahkan cukup “Yesus” atau “Maranata”(Datanglah ya Tuhan). Ulangi salah satu dari kata-kata tersebut hingga anda masuk dalam keheningan batin, terfokus pada kerinduanakan Allah. Setelah terfokus lepaslah kata-kata tersebut. Begitu anda mulai melantur atau mengantuk ulangi lagi, setelah kembali terfokus lepas lagi. Demikian seterusnya.
Sikap batin perlu didukung juga oleh sikap badan yang baik, duduklah atau berlututlah dengan punggung tegak, namun tidak tegang. Bernafaslah dengan teratur. Rasakan kedamaian dan keheningan bersama Allah. Ada orang yang suka bertahan satu jam dalam hening, yang lain mungkin setengah jam saja. Yang penting focus pada kehadiran Allah. (sad budi)