Hari ini kita merayakan Pentakosta atau turunnya Roh Kudus atas Para Rasul, sering juga dikatakan sebagai Hari Kelahiran Gereja. Alangkah indah dan dahsyatnya kita merayakan bersama Gereja Gereja lain di berbagai penjuru dunia hari kelahiran kita bersama. Hari kelahiran selain membawa sukacita, juga membawa semangat baru. Mengapa Pentakosta disebut sebagai kelahiran Gereja?
Gereja bukan hanya orang yang mengimani Kristus, namun juga orang yang berani mewartakanNya. Bayangkan seandainya para rasul pengikut setia Tuhan Yesus menghayati iman mereka sendiri, hidup untuk diri mereka sendiri dengan segala kekuatirannya, mungkinkah ada kita sebagai Gereja? Gereja ada dan berkembang bila terus mewartakan Kristus dengan berani. Adakah kita sudah menjadi Gereja yang mewartakan keselamatan Tuhan yang nyata dalam diri Kristus?
Gereja mewartakan dalam bahasa yang dimengerti oleh orang-orang waktu itu, sehingga menggugah dan menarik orang untuk bertobat dan mengikuti Kristus. Apakah kita mengenal dan mengasihi orang-orang di sekitar kita dari berbagai latar belakang pendidikan, keluarga, dan usia? Hanya kalau kita mengenal dan mengerti “bahasa” mereka, maka kita juga dapat mewartakan iman kita dengan lisan, tulisan, maupun kesaksian hidup sehari-hari yang dapat mereka mengerti.
Gereja terbuka pada Roh Kudus yang datang sebagai Penolong untuk meneguhkan, memberi keberanian dan semangat untuk setia kepada Tuhan. Oleh Roh itu kita berseru: “Abba, Ya Bapa!” Roh itu memberi kesaksian bersama roh kita, bahwa kita ini anak Allah. Ya hanya dalam keterbukaan kepada Roh Kudus kita dimampukan untuk berelasi mesra dengan Allah sebagai Bapa kita. Namun untuk selalu hidup dalam Roh itu, kita harus ugahari, mati raga agar kita tidak hidup menurut dorongan nafsu kita saja.
Gereja adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus dan menuruti sabdaNya, sehingga Allah Bapa dan Putra akan tinggal di dalamnya. Gereja hidup dalam persekutuan Tritunggal mahakudus dalam semangat kasih dan ketaatan kepada Tuhan. Hanya dengan demikian orang-orang akan melihat dan percaya bahwa dalam Gereja sungguh Tuhan hadir. (sad budi)