31. Siapakah yang mengisi pendupaan sebelum perarakan?
Untuk Misa harian atau Misa biasa, yang perarakannya sederhana (keluar dari sakristi atau samping panti imam),pendupaan tidaklah diperlukan. Tetapi untuk perarakan meriah (biasanya Misa setingkat Pesta atau Hari Raya), sebelum perarakan dimulai imam selebran mengisi pedupaan yang dibawa misdinar. Ia memberkatinya dengan tanda salib tanpa mengatakan apa-apa (bdk. PUMR, 120). Ini merupakan tanda bahwa fungsinya sebagai pemimpin Misa sudah mulai sejak Perarakan Masuk.
32. Bagaimana urutan yang tepat untuk perarakan?
PUMR no. 120 menyebutkan bahwa, setelah umat berkumpul, imam dan para pelayan, dengan menggunakan busana liturgis masing-masing, berarak menuju altar dengan urutan sebagai berikut:
a. Misdinar yang membawa pedupaan,
b. Diapit di belakangnya pembawa lilin yang mengawal salib prosesi (kalau ada),
c. Petugas bacaan/lektor dan pemazmur,
d. Para pelayan komuni,
e. Diakon/lektor pembawa Evangeliarium,
f. Imam yang memimpin perayaan Misa (selebran utama).
Kalau dupa digunakan, sebelum perarakan mulai, imam membubuhkan dupa ke dalam pedupaan dan memberkati-nya dengan salib tanpa mengatakan apa-apa.
33. Bagaimana urutan perarakan yang benar jika ada Bapak Uskup?
a. Misdinar yang membawa pedupaan,
b. Diapit di belakangnya pembawa lilin yang mengawal salib prosesi (kalau ada),
c. Petugas bacaan/lektor dan pemazmur,
d. Para pelayan komuni,
e. Diakon/lektor pembawa Evangeliarium,
f. Imam konselebran
g. Bapa Uskup,
h. Caeremoniarius,
i. Misdinar pembawa mitra dan tongkat uskup sambil mengenakan velum.
Kalau dupa dipakai, sebelum perarakan mulai, uskup membubuhkan dupa ke dalam pedupaan dan memberkatinya dengan salib tanpa mengatakan apa-apa.
34. Mengapa dalam perayaan Misa dengan uskup, misdinar yang memegang velum berada di belakang uskup?
Misdinar tersebut berada di belakang uskup karena mereka bertugas membawakan perlengkapan uskup (tongkat gembala dan mitra). Tindakan ini tidak memberi makna apa-apa, selain memudahkan mereka untuk melaksanakan tugas. Jika ada caeremoniarius, misdinar berada dibelakang caeremoniarius.
35. Bagaimana urutan perarakan yang benar jika ada banyak imam?
Misdinar yang membawa pedupaan,
b. Diapit di belakangnya pembawa lilin yang mengawal salib prosesi (kalau ada),
c. Petugas bacaan/lektor dan pemazmur,
d. Para pelayan komuni,
e. Diakon/lektor pembawa Evangeliarium,
f. Para imam konselebran,
g. Imam yang memimpin perayaan Misa (selebran utama)
Kalau dipakai dupa, sebelum perarakan mulai, imam selebran membubuhkan dupa ke dalam pedupaan dan memberkatinya dengan salib tanpa mengatakan apa-apa.
36. Apa yang harus dilakukan ketika perarakan sudah sampai di depan Altar?
Misdinar dan pelayan-pelayan lain bergerak menuju sisi kiri dan sisi kanan bagian bawah panti imam dan menyediakan tempat bagi imam selebran di tengah. Lektor atau diakon yang membawa Evangeliarium meletakkannya di atas Altar. Lalu, jika ada Sakramen Mahakudus (dalam Tabernakel) di belakang Altar, penghormatan dapat dilakukan dengan berlutut. Para petugas pembawa dupa, salib, lilin, tidak perlu membungkuk, tapi cukup dengan menundukkan kepala saja. Kemudian, mereka mengembalikan alat-alat yang dibawa saat perarakan ke tempat yang ditentukan lalu menempatkan diri pada tempat-tempat yang sudah dikhususkan bagi mereka.
37. Dimanakah misdinar meletakkan peralatan yang dibawa saat perarakan sesudah perarakan usai?
Setelah semua petugas menghormati altar dan imam mencium altar, misdinar meletakkan alat di posisi yang seharusnya:
a. Lilin diletakkan di dekat Altar
b. Salib perarakan sebaiknya diletakkan di dekat Altar, tetapi jika di panti imam sudah terdapat salib, maka salib perarakan diletakkan di luar panti imam atau sakristi
c. Wiruk diletakkan di sakristi
d. Hisop diletakkan di sakristi