MISDINAR DALAM PERAYAAN LITURGI

( 23-04-2016 )

28.    Apa saja yang perlu diperhatikan misdinar dalam melayani imam di Altar?

Dalam melayani imam di Altar, seorang misdinar yang baik perlu memperhatikan beberapa hal:
a.    Berdoa bersama umat
Pelayanan seorang misdinar yang baik senantiasa mengandaikan adanya penghayatan iman yang mendalam dan doa secara pribadi dari dalam diri misdinar sendiri sebagai seorang pelayan. Artinya untuk dapat melayani dengan baik, hati misdinar sendiri juga rindu ingin berjumpa dan menghadap Tuhan serta sungguh berdoa; sehingga sikap dan tingkah laku seorang misdinar yang bertugas melayani mampu membawa atau mengondisikan umat sungguh dapat berdoa dan bukan sekadar rutinitas dan kewajiban.  
b.    Peka dan tanggap terhadap kebutuhan
Seorang misdinar sebagai pelayan imam di Altar harus dapat peka dan tanggap terhadap situasi yang dihadapi dalam tugas pelayanannya. Ada hal-hal yang mungkin tidak ada dalam latihan, akan tetapi misdinar diharapkan tetap bisa melayani dengan fleksibel.
c.    Mempersiapkan diri
Persiapan diri ini bisa mencakup macam-macam segi, antara lain: persiapan fisik, seperti tidak mengantuk, badan sehat dan segar; persiapan psikis, seperti tidak marah atau jengkel dan persiapan batin atau rohani.
d.    Bekerja sama dengan tim liturgi
Misdinar perlu bekerja sama dengan tim liturgi paroki dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi. Bagaimanapun juga pikiran dan pandangan banyak orang kiranya akan lebih baik dan lebih objektif daripada pikiran satu orang. Begitu pula dalam bidang liturgi atau ibadat. Jadi, seorang misdinar perlu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan kerelaan untuk setiap kali berkumpul untuk membicarakan Perayaan Ekaristi atau ibadat yang akan diadakan bersama.

29.    Berapa jumlah ideal misdinar dalam perayaan Ekaristi?

Jumlah misdinar yang cukup banyak pada Hari Raya dapat membantu menciptakan keanggunan dan kesemarakan suasana hari raya. Banyak paroki pada Hari Minggu Biasa kerap kali menggunakan misdinar dalam jumlah yang demikian banyak, jauh melebihi yang dibutuhkan. Liturgi memang membutuhkan petugas untuk melayani dengan baik agar menjadi indah dan anggun. Tetapi, keindahan dan keanggunan tidak selalu identik dengan sesuatu yang “wah” atau jumlah yang besar. Jadi, berapa jumlah ideal untuk setiap Perayaan Ekaristi? Jawaban ini kita kembalikan pada fungsi utama misdinar sesuai PUMR no. 100. Tugas yang harus ada adalah: seorang pembawa salib, dua orang pembawa pedupaan dan dupa, pembawa lilin dan dua orang yang melayani membawa roti (piala dan sibori), serta anggur dan air ke altar. Kedua orang yang disebut terakhir ini saat perarakan masuk dan keluar juga dapat membawa lilin. Jika dijumlah, maka 6 orang saja sudah cukup.

30.    Pakaian misdinar sebenarnya seperti apa?

Berdasarkan RS no. 122, pakaian misdinar adalah “alba” yang “dikencangi dengan singel, kecuali kalau bentuk alba itu memang tidak menuntut singel. Kalau alba tidak menutup sama sekali kerah pakaian sehari-hari, maka dikenakan amik sebelum alba.”
PUMR no. 339 menyebutkan bahwa, akolit, lektor, dan pelayan awam lain boleh mengenakan alba atau busana lain yang disahkan oleh Konferensi Uskup untuk wilayah gerejawi yang bersangkutan.
Pakaian misdinartidak perlu mengikuti warna liturgi yang dirayakan pada hari tersebut. Cukup satu warna saja, hitam atau putih ditambah superpli. Ketentuan ini dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing paroki. Jika di sebuah paroki sudah telanjur hanya memiliki pakaian misdinar yang mengikuti warna liturgi, maka pakaian tersebut tetap boleh dikenakan.