Dalam Gereja Katolik, Minggu Prapaskah IV disebut Minggu Laetare (Minggu Sukacita). Antifon Pembukaan dalam Misa diambil dari Yesaya 66: 10: “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Aku bersuka-cita ketika dikatakan orang kepadaku: Marilah kita pergi ke rumah Tuhan!
Penggalan di atas merupakan INTROIT atau ANTIFON PEMBUKA yang lazimnya dinyanyi-kan atau diucapkan pada Misa Minggu Prapaskah IV, Hari Minggu yang disebut juga Minggu Laetare. (Dalam Masa Adven kita mengenal hari Minggu serupa yaitu “Minggu Gaudete”). Apa maksudnya “Minggu Laetare”?
Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separoh jalan menjalani masa Puasa dan Pantang (Masa Prapaskah). Kita bersukacita karena kita sudah berhasil dalam perjuangan untuk mengutamakan kehidup-an rohani daripada kehidupan duniawi sampai pertengahan Masa Prapaskah. Minggu Laetare mengingatkan kita bahwa Masa Prapaskah merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, wafat, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare (Minggu Sukacita) ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menyelesaikan Masa Prapaskah ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan kita untuk menyelesaikan Masa Prapaskah ini tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Ibrani 8:18)
Sambil bersukacita atas Masa Prapaskah yang sudah setengah jalan, ada baiknya kita merenungkan pula sejauh mana kita sudah bertobat? Tuhan senantiasa menunggu kita dengan sabar.
Selamat hari Minggu Laetare-Minggu Sukacita