Untuk Apa Iman kita ?

( 30-11-2014 )

Kita sudah berada dipenghujung Tahun Liturgi yang akan berakhir Minggu depan yakni Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Sebelum "tutup buku" dan mulai hidup baru dengan Tahun Liturgi yang baru yang diawaii Minggu Advent I, sabda Tuhan mengajak kita untuk mengevaluasi hidup kita. Kita bersyukur karena Tuhan sudah menganugerahkan iman kepada kita. Namun sayang bagi kebanyakan orang beriman. iman itu justru belum sungguh berperanan dalam hidupnya. la belum mau berubah! Belum rela menggunakan iman itu untuk menerangi hidupnya sehari-hari, karena lebih suka hidup dalam kegelapan agar dapat bertindak semaunya sendiri. Dia masih menyimpan iman itu baik-baik, sampai kapan? Sampai dipanggjl Tuhan. Pada waktu itu dia akan mengembalikan iman itu utuh sebagaimana dia pemah menerimanya. Apakah Tuhan senang? Sama sekali tidak, sebaliknya Tuhan sangat murka terhadap orang yang tak mau menggunakan dan mengembangkan imannya ini, dan dia dibuangselamanya dalam kegelapan sebagaimana dia biasa hidup di dunia. Orang tersebut takut menggunakan imannya karena gambarannya tentang Tuhan yang burukdan kejam dan karena enggan beranjak dari kemapanannya. Setiap orang menerima iman yang cukup dari Tuhan untuk dikembangkan. Bagaimana kita menggunakan iman kfta? Ya untuk menerangi hidup kita sehari-hari: Karena kamu semua anak-anak terang dan anak-anak siang. Jika iman itu menerangi hidup kita, maka kita akan rajin melakukan perbuatan-perbuatan baik: senang bekerja dengan tangannya,... memberikan tangannya kepada yang tertindas, dan mengulurkan tangannya kepada yang miskin, sebagaimana diteladankan oleh Tuhan Yesus dalam injil. Orang benar hidup oleh iman, bukan oleh melanjutkan kesenangan dan kebiasaannya sendiri! Mengamalkan iman berarti hidup sehari-hari dalam terang bersama Tuhan. Tidak ada pemisahan antara hidup iman dengan hidup sehari-hari. Dengan demikian iman kita akan berkembang seiring dengan perkembangan hidup kita. Dan Tuhan akan terus menambah iman kita. Karena setiap orang yang mempunyai akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak mempunyai (menggunakan) segala yang ada padanya akan diambil. Orang seperti ini akan selalu bersama Tuhan, sehingga kapan saja hari Tuhan memanggil, kita siap, karena dalam iman kita memang tak pernah terpisah dariNya. (sad budi cm)