ST. FULGENSIUS

( 09-01-2016 )

Sebagai warga negara yang baik, Fulgensius rela mengabdikan dirinya bagi kepentingan bangsa dan tanah airnya. Ia menjadi seorang pegawai pemerintah di kota Kartago pada dinas perpajakan. Pekerjaan ini menjemukan dan kerap menimbulkan pergolakan batin yang luar biasa.
Dalam keadaan ini, ketentraman batin menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Buku komentar Mazmur-mazmur dari St. Agustinus sungguh membantu Fulgensius dalam usahanya memperoleh kedamaian batin. Buku komentar ini jugalah yang membimbingnya ke gerbang hidup membiara sebagai seorang rahib yang saleh dan setia.
Kedamaian batinnya di dalam biara ini tiba-tiba digoncangkan oleh serangan kaum Arian. Seorang imam Arian menyuruh orang-orang Numidia menyiksa dan menyesahnya. Uskup Arius yang kuatir akan pembalasan dari Fulgensius, mengusulkan agar imam itu juga disiksa. Tetapi Fulgensius, yang mengetahui rencana uskup Arius itu, mengatakan: "Kita orang Kristen tidak boleh membalas dendam kepada siapa saja yang memperlaku-kan kita semena-mena. Biarlah Tuhan yang bertindak atas orang itu. Tuhan lebih mengetahui cara yang tepat untuk membetulkan apa yang salah pada hamba-hambaNya. Oleh karena itu, biarkanlah Tuhan yang bertindak atas orang itu. Jikalau saya menyakiti imam itu, tentu saja saya akan kehilangan pahala yang disediakan Tuhan bagiku. Selain itu, tentu saja hal itu akan menjadi batu sandungan bagi umatku."
Karena tantangan-tantangan yang dihadapinya di Mesir, ia pergi ke Roma. Ketika terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di Roma, ia kembali lagi ke Afrika. Pada tahun 508, ia diangkat menjadi uskup kota Ruspua (Tunisia)
Rupanya sudah menjadi nasibnya bahwa di manapun dia berada kesulitan dan tantangan selalu men-dampinginya. Kaum bidaah Arian terus saja mengejar-nya. Bersama beberapa Uskup Ortodox, ia dibuang ke pulau Sardinia. Di tempat ini, ia menulis banyak buku pembelaan iman. Setelah Arius -pengajar aliran sesat itu- meninggal dunia, ia kembali ke keuskupannya dan menjalankan tugasnya seperti biasa. Pada hari-hari terakhir hidupnya, ia menyepi seorang diri di sebuah pulau hingga hari wafatnya pada tanggal 1 Januari 533.