ST. YOSAFAT KUNZEWICH

( 07-11-2015 )

Pada tahun 1600, seorang pemuda berusia 16 tahun dikirim orang tuanya ke kota Wilma, Barat Laut kota minak, Rusia untuk belajar ilmu perdagangan. Pemuda itu adalah Yohanes Kunzewich. Ia rajin belajar dan bekerja namun ia segera menyadari bahwa ia lebih tertarik pada hal-hal kerohanian.
Di kota besar itu ia menyaksikan keadaan Gereja Rusia yang kacau balau akibat skisma yang timbul di kalangan umat. Umat memutuskan hubungannnya dengan Gereja Roma dan tidak lagi mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Tak sukar baginya untuk memilih mana gereja yang sebenarnya menurut kehendak Kristus. Hidup rohaninya mulai berkembang terlebih dengan turut sertanya ia di dalam kegiatan-kegiatan liturgi sebagai lektor atau penyanyi. Tak ada upacara di Gereja Tritunggal Mahakudus yang diabaikannya.
Pada tahun 1604 ia masuk biara Tritunggal  Mahakudus dan menerima nama baru, yaitu Yosafat. Jumlah biarawan di biara itu kurang sekali; tiga tahun lamanya ia sendiri saja, bersama pemimpin biara, yang bergelar Archimandret. Namun tujuan hidupnya jelas nyata, yaitu; bertapa, berdoa, dan bermeditasi serta bermatiraga untuk memohon dari Tuhan persatuan Gereja Ortodoks dengan Gereja Roma.
Tahun 1609 ia ditahbiskan menjadi imam; delapan tahun kemudian ia menjadi Uskup Polotsk. Yosafat adalah seorang uskup yang saleh dan keras terhadap dirinya sendiri, tapi murah hati terhadap sesamanya. Ia seorang rasul yang rajin, terutama giat dalam usaha untuk menciptakan persatuan gereja. Hasilnya nyata: Rusia pulih kembali pada ikatan cinta kasih Kristus di bawah pimpinan wakilNya, Sri paus di Roma. Banyak orang memusuhinya karena iri hati terhadap semua usahanya itu. Meskipun demikian ia tidak takut bahkan bersedia mempertaruhkan nyawanya demi persatuan Gereja.
Pada bulan Oktober 1623, ia pergi ke kota Witebesk, benteng orang skismatik dengan maksud menyampaikan kotbah mengenai persatuan Gereja Kristus. Sementara itu musuh-musuhnya tetap mencari jalan untuk membunuhnya. Pada tanggal 12 November sesudah Misa, beberapa penjahat memasuki kediamannya dan secara kejam menyerang dan membunuh pelayan-pelayannya. Uskup saleh ini dengan berani mengatakan: "Aku inilah yang kamu cari. Mangapa kamu membunuh pelayan-pelayanku yang tak bersalah ini?" Yosafat kemudian dibunuh juga dan jenazahnya dibuang ke dalam Sungai Dvina.
Kemartirannya membuka mata banyak orang skismatik yang kemudian bertobat dan bersatu dengan Gereja Roma yang benar. Diantaranya ada seorang Uskup Agung Ortodoks, pemimpin kaum oposisi.
Pestanya: 12 November. (Ursula)