SUKA CITA INJIL

( 07-09-2015 )

“Sukacita injil memenuhi hati dan kehidupan semua orang yang berjumpa dengan Yesus. Mereka yang menyambut tawaran keselamatanNya dibebaskan dari dosa, sengsara, kekosongan batin dan kesepian”, demikian Paus Fransiskus membuka surat anjurannya EVANGELII GAUDIUM.  Sukacita itulah yang kita baca dalam injil hari ini. Sukacita orang  tuli dan gagap yang disentuh Yesus sehingga sembuh, sukacita orang banyak yang menyaksikan peristiwa itu dan berseru “Ia menjadikan segala-galanya baik!”

Itulah kekuatan sabda Allah yang menghidupkan, apalagi sabda yang menjadi manusia dalam diri Yesus. Allah mengundang kita untuk mendengarkan sabdaNya agar kita hidup, agar kita diciptakan kembali olehNya. Sayang sekali kita seringkali mengabaikan sabda Allah. Kita perlu menanggapi undangan Yesus untuk berjumpa denganNya, dengan membaca injilNya.

Gereja mengundang kita semua untuk kembali kepada sumber hidup kita. Bukankah kita semua diciptakan oleh sabda Tuhan? Karena itulah Gereja menetapkan bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Kita bahagia sekali dalam sosialisasi BKSN yang baru lalu para penggerak dan pemandu pendalaman Kitab Suci memenuhi aula SDK Gabriel. Mereka dengan segala kerelaannya menyediakan diri untuk menggerakkan umat agar  “minum dari sabda Tuhan”, yakni Kitab Suci. Perlu dicamkan diatas segalanya tujuan kita membaca Kitab Suci adalah berjumpa dengan Tuhan sendiri. Membaca Kitab Suci hanya secara intelektual tidak akan menghidupkan kita, hanya kalau kita membacanya dengan tujuan berjumpa dengan Tuhan maka kita akan hidup dipenuhi sukacita!

Sukacita injili karena berjumpa dengan Tuhan akan melimpah sehingga tidak hanya memenuhi hidup kita, namun juga menggerakkan kita seperti Yesus sendiri digerakkan untuk menjadikan segalanya baik: orang-orang di sekitar kita, lebih-lebih keluarga kita sesuai tema BKSN “Keluarga Melayani Seturut Sabda” Berjumpa dengan Tuhan tak bisa hanya diwakilkan, namun harus dialami langsung oleh setiap anggota keluarga kita, setiap anggota lingkungan kita agar merekapun dihidupkan dan digerakkan.

Dalam hal hidup dan digerakkan sabda para kudus memberi kita teladan nyata. Tahun ini paroki kita kembali akan mengadakan Novena Santo Vinsensius untuk menyongsong  Lustrum ke XVII (85 tahun) Paroki  yang  selalu dibimbing semangat santo ini lewat para romo CM yang selalu menggembalakan paroki ini sejak semula, santo yang kekudusannya nyata dengan mengikuti Tuhan Yesus, bekerja keras untuk membuat segalanya menjadi baik. (sadbudi)