“Janganlah gelisah dan gentar hatimu!”(Yoh. 14:27-31)

( 26-05-2019 )

Damai, perdamaian atau damai sejahtera yang disebut dalam Injil Yohanes bukanlah damai lahiriah yang tampak. Misalnya tidak ada perang, tidak terjadi banyak pertentangan, tidak terjadi kekerasan, dan ketegangan dalam relasi antar manusa. Damai Kristus yang disebut dalam Injil hari ini adalah damai batin (rohani) kita sebagai manusia dengan diri kita sendiri dan dengan Tuhan Allah. Yesus menegaskan: ”Jangan gelisah dan gentar hatimu!” Inilah damai yang sebenarnya! Inilah damai yang sejati!. Dalam konteks inilah, Yesus dalam kata dan perbuatan-Nya ingin menegaskan kepada kita, bahwa Ia menolak dan melawan apapun yang bertentangan dengan damai sejati, seperti misalnya ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran: “Jangan gelisah dan gentar hatimu!”. 

Berhadapan dengan konsep damai yang ditawarkan oleh Yesus kepada kita, bisa dimengerti bahwa tanggapan orang biasanya berbunyi: “Memang, hal itu mudahdikatakan namun tidak gampang untuk dijalankan!”.Selanjutnya, bagaimana kita dapat menenteramkan hati menghadapi kegelisahan dan kegentaran hati, yang meliputi hidup kita yang suram?.Ditambah lagi dengan perbedaan sifat, karakter, serta watak masing-masing orang yang tentu dapat memperbesar lagi kegelisahan kita.

Memang nasehat Injil pada Minggu Paska ke VI ini tidak menjanjikan kita untuk bisa  menyelesaikan atau bahkan menghilangkan masalah-masalah yang kerap kali mengganggu kedamaian “batin” manusia. Nasehat Injil hanya ingin menunjukkan jalan yang bisa kita tempuh manakala kita menghadapi aneka masalah yang mengusik suasana kedamaian batin kita. Dengan kata lain, nasehat Injil hari ini hendak mengarahkan kita untuk senantiasa menaruh kepercayaan yang besar kepada Yesus sendiri.  Percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus, itulah obat/jamu penyembuh kegelisahan hidup apapun bentuknya.

Akhirnya, dengan menyadari bahwa kini kita hidup di dunia dan dalam masyarakat yang sedang berkembang dan semakin maju, kita juga dihadapkan akan semakin bertambahnyatantangan, masalah, kegelisahan dan ketidakpastian hidup.Meskipun demikian, kata-kata Yesus haruslah senantiasa  menjadi pegangan pasti untuk hidup kita: ”Jangan gelisah dan gentar hatimu!” Dalam perayaan Ekaristi ini, di mana kita berhimpun mengelilingi Dia untuk menerima Diri-Nya dalam Ekaristi, kita mendengarkan pesan-Nya yang begitu berharga. Itulah ungkapan damai sejati yang diberikan Yesus kepada kita. Dan dengan kepastian damai yang diberikan Yesus kepada kita itu, marilah kita semua dengan tulus saling memberikan salam damai kasih Kristus itu satu sama lain.

Rm. Tetra Vici Anantha, CM