MAKNA MASA PRAPASKAH DAN 'AMPLOP APP'

( 10-03-2019 )

Masa Prapaskah merupakan masa khusus untuk bertobat dan memperbaharui diri, memulihkan kembali hubungan mesra dengan Allah dan sesama. Masa Prapaskah juga merupakan untuk menerima kelimpahan rahmat Allah. Kelimpahan rahmat Allah itu hanya bisa kita peroleh melalui kemauan dan usaha untuk mendekatkan diri pada sumber rahmat yakni Allah sendiri, dengan:   
1. Melakukan puasa dan pantang secara sungguh-sungguh sebagai tanda kesanggupan tobat dan pembaharuan diri.
2. Memelihara kepekaan terhadap bisikan Roh Kudus melalui pilihan pedoman hidup untuk semakin mencintai (Yoh.13: 34-35), setia pada jalan dan ajaran Yesus Kristus dan rajin mendengarkan, merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci.
3. Berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk melestarikan budaya kasih yang merupakan daya pikat, daya tarik, dan jiwa dari kehidupan umat Kristiani di tengah masyarakat. Budaya kasih itu pertama-tama harus nampak dalam kebersamaan, kesederhanaan, kerelaan berkorban, keterbukaan, dan penghargaan terhadap sesama.
4. Melakukan inisiatif untuk hidup rukun dan berdamai kembali dengan sesama yang berselisih atau bertentangan dengan kita; rukun dan damai kembali antar suami-isteri, orang  tua-anak, kakak-adik, dan antar sesama sahabat serta terhadap semua orang yang bersalah kepada kita.
5. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam gerakan APP dan bersatu dalam melaksanakan karya amal, sebagai tanda curahan kasih kepada kaum miskin dan tertindas.
Dengan mewujudkan usaha di atas, kita memberi makna masa Prapaskah ini secara benar. Hanya dengan perubahan-perubahan itu kita akan mampu bergairah dalam menyongsong masa depan yang lebih baik, suatu dunia baru, karena kita memiliki kesejatian hidup dan semangat persaudaraan sejati, perekat persatuan dan kesatuan, sesuai dengan kehendak Allah. Atas dasar pengertian dan pemahaman serta tindakan inilah kita ingin melengkapinya dengan mengumpulkan dana lewat amplop-amplop APP. 
Dalam rapat MAWI - tahun 1970, untuk pertama kalinya perumusan 'Aksi Puasa Pembangunan' (APP) dicetuskan pencangannya secara nasional. Namun baru tahun 1972, APP menjadi suatu gerakan nasional. Sebelumnya, setiap kali memasuki masa Prapaskah, umat hanya diajak 'puasa', lahir maupun batin, belum ada suatu tindakan atau aksi. Maka MAWI  menganggap perlu diadakan aksi untuk memberi kesempatan kepada umat berbuat amal kasih sebagai bagian dari pantang dan puasa. Aksi yang dimaksud adalah pengumpulan dana.
Makna pengumpulan dana untuk APP selain  merupakan ungkapan rasa tobat, juga sebagai ungkapan rasa solidaritas, partisipasi terhadap pembagunan umat manusia secara keseluruhan baik mental maupun moral guna mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai citra Allah.  Intinya, kita merasa ikut bertanggung jawab atas nasib orang lain. Jadi lebel  'Pembangunan' dalam APP ini selain mempunyai makna membaharui diri dengan bertobat, juga mempunyai makna ikut ambil bagian dalam membangun sesama manusia dengan aksi pengumulan dana dalam amplop-amplop APP.   
Kesimbangan antara tobat dan pengumulan dana APP ini harus terus menerus kita jaga agar kita tidak tenggelam, terjebak hanya gencar mengumpulkan dana, seakan-akan aksi puasa itu hanya mengumpulkan dana dalam amplop APP. Adalah keliru bila kita merasa diri sudah cukup,  kalau amplop APP sudah diisi dengan uang, maka tidak perlu lagi datang ke pertemuan-pertemuan APP yang diadakan di lingkungan-lingkungan atau merasa tidak perlu lagi berdoa atau pergi ke kamar pengakuan. Kalau hal itu yang terjadi maka tujuan diadakan pengumpulan dana lewat amplop APP tidaklah mencapai sasaran yang dimaksud. Sebab kita hanya terfokus pada meningkatkan dana sedangkan meningkatkan iman diabaikan.
Saudaraku, marilah dalam kesempatan selama masa Prapaskah kita wujudkan rasa tobat ini dengan terus menerus membaharui diri lewat amplop APP dengan pemahaman dan pengertian yang benar agar hidup kita lebih bermakna.(Hd.)