MISINYA TERCAPAI

( 27-04-2015 )

Para tawanan perang menggali terowongan di suatu bukit berbatu untuk mencari jalan bisa lolos dari tawanannya. Dengan susah payah mereka mengerjakannya dan akhirnya berhasil. Hal demikian dialami oleh Yesus yakni untuk menyelamatkan kita, Ia menderita sengsara, dicemooh, dianiaya, dikhianati, bahkan sejak lahir sudah dicari oleh Herodes untuk dibunuh. Akhirnya Ia dengan sabar memanggul salib dengan dimahkotai duri sampai ke Golgotha dan wafat. Ini semua tidak lain hanya semata-mata untuk membebaskan dan menyelamatkan kita dari cengkeraman setan dan bukannya untuk kepentingan Diri-Nya sendiri. Apa yang dialami oleh tawanan perang yang berjumlah 25 orang itu menggambarkan kehidupan kita. Mereka dengan sabar dan tekun tanpa kenal lelah menggali terowongan untuk bisa berhasil lolos dan akhirnya dengan gembira berhasil mencapai Misinya setelah jerih payah siang malam. Hari ini Injil mengungkapkan kegembiraan dan kejayaan Kristus Tuhan kita setelah mengalami dengan sabar dan tekun, derita, sengsara, dimahkotai duri dan memanggul salib sampai wafat. Dialah juru selamat kita. Untuk itu pertama-tama sambutlah dengan hangat pilihan jalan keluar itu dengan satu kata “Shalom : Salam sejahtera bagimu!” Sebelum Yesus wafat Ia pernah mengatakan “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yoh.14,27). Damai Kristus berakar mendalam pada jiwa kita. Ia penuh dengan berkat yang Dia perjuangkan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Untuk ini dalam liturgi sebelum kita menerima komuni ada acara Salam Damai. Imam yang mempersembahkan Misa Kudus mengajak kaum beriman memberikan salam damai cinta kasih kepada satu sama lain yang hadir dalam Misa. Kedua : Yesus berbagi dengan para rasul pilihan-Nya suatu “mission, tugas” yang diterima-Nya dari Bapa. “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh.20,21). Inilah arti dari kata “Rasul” yakni seseorang yang diutus. Inilah tugas yang harus dilanjutkan sebagai murid Kristus dengan mewartakannya ke seluruh dunia dan kepada semua bangsa “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28,18-20). Ketiga : Yesus mencurahkan Roh Kudus yang adalah buah pertama penderitaan dan wafat-Nya. Terdorong oleh Roh Kudus di dalam diri mereka maka bentara sabda pergi ke seluruh bangsa dan diilhami dengan kekuasaan dan semangat untuk memberi kesaksian tentang Kristus dalam keadaan apapun. Tanpa dorongan Roh Kudus, manusia tak berdaya mewartakan karya agung untuk pertobatan dunia kepada Kristus.(Yoh. 20,22). Keempat : Yesus memberikan kuasa mengampuni dosa-dosa. Memang hanya Tuhanlah yang dapat mengampuni dosa. Injil hari ini memperjelas hal itu. “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh.20,23). Inilah buah-buah terpenting dari karya penebusan Kristus dengan melalui perjuangan dan sengsara-Nya (Joh.17,4). Yesus telah menyelesaikan pekerjaan oleh Bapa-Nya.(Rm. John Tondowidjojo, CM)