TUHAN TELAH BANGKIT

( 27-04-2015 )

Tidak ada laporan bagaimana persisnya kebangkitan itu terjadi, dengan cara apa, kapan saatnya dan siapa-siapa yang pertama melihat peristiwa itu. Jalannya peristiwa akan tetap tersembunyi, hanya jejak-jejak peristiwa itu sajalah yang dikenali. Namun demikian, ada pokok yang mendasari kepercayaan bahwa Yesus telah bangkit. Yang pertama ialah makam yang kosong dan  yang kedua ialah keyakinan orang-orang yang terdekat bahwa ia tidak lagi berada di antara orang mati.

Mengenangkan dan mengimani misteri Paskah, wafat dan kebangkitan Yesus, berarti kita dipanggil untuk bekerjasama dalam melakukan apa yang baik dan benar. Memang untuk melakukan apa yang baik dan benar pada masa kini tidak akan terlepas dari aneka macam tantangan dan hambatan. Jangan takut dan gentar menghadapi aneka tantangan dan hambatan, dan marilah meneladan “manusia lemah” seperti para perempuan yang pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergi ke kubur tanpa takut dan gentar.

Dari peristiwa kebangkitan Yesus dari mati ini kiranya kita dapat mawas diri bahwa kelemahan dapat menjadi kekuatan dan sebaliknya kekuatan dapat menjadi kelemahan. Dalam situasi genting pada umumnya yang berani tampil bebas merdeka adalah mereka yang dipandang atau dinilai lemah dalam situasi normal atau biasa, sedangkan yang dinilai kuat bersembunyi, tidak berani tampil. Bukankah untuk membersihkan apa yang kotor dan amburadul kita sering lebih minta bantuan dari mereka yang dinilai lemah seperti para pembantu atau pekerja kasar? 

Akhirnya, semoga peristiwa Paska yang menampilkan sisi kemanusiaan dan sekaligus keilahian Yesus, semakin membuat kita percaya bahwa Yesus yang kita imani bukanlah Yesus yang ‘mati’, namun Yesus yang ‘hidup’. Dia senantiasa hadir bersama kita dan selalu siap menemani kita dalam situasi apapun. Dari sebab itu, janganlah pernah berhenti hanya pada ketakutan saat kita menghadapi semua peristiwa kehidupan karena kita tidak menghadapinya seorang diri saja. Sebab Dia selalu ada bersama kita dan siap mengisi setiap kelemahan kita. Inilah sikap optimis seorang beriman yang harus kita miliki dan perjuangkan setiap hari dan setiap saat. (Rm.Tetra,CM.)