P E M B A P T I S A N

( 15-01-2019 )

Pembaptisan (baptizo,Yun)artinya mencelup-kan, mencuci. Pengertian ini berlatar-belakang aneka pembasuhan supaya menjadi tahir. Cara-cara ritual yang menjadi adat Yahudi pada zaman Yesus ini, tidak secara otomatis menyucikan dari segala dosa. Air yang digunakan untuk mencuci hanya lambang. 
Adapun arti pembaptisan, Konsili Vatikan II berkata: ‘Melalui pembaptisan orang dimasukkan ke dalam misteri Kristus: Mereka mati, dikuburkan  dan dibangkitkan bersama Dia; mereka menerima Roh pengangkatan menjadi anak, dan dalam Roh  itu berseru: Abba, Bapa; demikianlah mereka menjadi penyembah sejati, yang dicari oleh Bapa’ (SC.6) 
Dalam pembaptisan yang penting bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah - oleh kebangkitan Yesus Kristus (bdk.1Petrus 3:21)  Artinya pembaptisan itu suatu tanda perjanjian Allah yang menuntut jawaban kasih dan ketaatan  atas  perbuatan-perbuatan-Nya  yang  baik  bagi orang yang percaya dengan bertobat.
'Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus’ (Kis. 2:28) Jadi pembaptisan berkaitan erat dengan pertobatan yang menekankan adanya iman sebagai prasyarat untuk memperoleh keselamatan abadi. Sebab kita percaya bahwa Kristuslah satu-satunya Penyelamat bagi seluruh umat manusia menjadi umat manusia yang baru.
Dengan pembaptisan yang kita terima atas dasar iman yang dijiwai dan dihidupi oleh Roh Kudus selain menjadikan kita sebagai anggota Tubuh Mistik Kristus, yakni Gereja; juga menjadikan kita terbebas dari kedosaan yang merasuki seluruh umat manusia -dosa asal- (bdk. Rom.5). Atas dasar pengertian ini, maka pembaptisan yang kita terima dengan penuh iman merupakan hadiah ilahi dan bukan karena jasa-jasa kita.
Adapun upacara pembaptisan dilakukan dengan menuangkan air ke atas dahi tiga kali, ‘dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus'. Sesudahnya ada tiga upacara kecil(sakramentali) yang secara simbolis menunjuk pada arti pembaptisan:
Pengurapan berarti bahwa baptisan baru di-serupakan dengan Kristus, yang diurapi oleh Roh Kudus (lih. Kis.10:38) menjadi imam, nabi dan raja.
Pakaian putih menandakan Kristus, ‘mengenakan Kristus’ (lih.Gal. 3:27).
Lilin yang dinyalakan dari lilin Paskah, merupakan lambang Kristus, cahaya dunia, maka baptisan baru harus hidup sebagai putra-putri cahaya dan  menghayati iman dengan setia.
Praktek Pembaptisan kanak-kanak ialah kanak-kanak yang dibaptis dalam iman Gereja yang diakui oleh  para orang tua dan wali baptis serta semua hadirin. Mereka dibaptis sebagai anak, bukan sebagai orang dewasa yang mandiri, melainkan sebagai anak yang dalam segala hal bergantung pada orangtua mereka. Oleh karena itu, ‘Sakramen baptis  ini baru mendapat arti sepenuhnya, kalau kanak-kanak yang dibaptis dalam iman Gereja, kemudian dididik pula dalam  iman itu’.
Pembaptisan kanak-kanak sebetulnya berarti menerima seluruh keluarga, termasuk kanak-kanak, ke dalam lingkungan Gereja. Karenanya dalam Upacara Pembaptisan Kanak-kanak, orang tua lebih dipentingkan daripada tugas wali baptis. Oleh karena itu, pada saat ‘penolakan setan dan pengakuan iman’ pemimpin upacara menyapa para orangtua (dan wali baptis).
Pada saat anak mau dibaptis, orangtua (dan wali baptis) ditanyai lagi: ‘Maukah saudara supaya anak ini dipersatukan dengan Yesus Kristus dan diterima sebagai anggota umat Allah?’  Yang ditanyai bukan anak itu sendiri (yang belum tahu apa-apa). Dan yang menjawab adalah orangtua sendiri, bersama dengan wali baptis. Jadi pembaptisan kanak-kanak, khususnya bayi, tidak dapat dilepaskan dari iman serta tanggung jawab orangtuanya.(Hd)