MARIA DAN ADVEN

( 23-12-2018 )


Pada waktu itu, seorang gadis mengandung. Dalam kegamangan. Ternyata dia belum bersuami. Dia baru bertunangan. Masalahnya, dilingkupi kekhawatiran yang mencekam lantaran apakah mungkin orang yang dicintainya itu menerima alasan yang sangat tak masuk akal ini: dia hamil oleh Roh Kudus. Pertanyaan menggelayut di benaknya. Apakah kekasih hatinya itu akan tetap menerimanya? Atau justru akan mencampakkan dirinya sendirian? Jika itu terjadi, apakah yang akan terjadi dalam kehidupannya ke depan? Bisa jadi tak hanya orang yang dikasihinya yang akan mencampakkannya, bahkan juga keluarga, sahabat, para tetangga akan menganggapnya gila ketika dia berkata, “Aku mengandung dari Roh Kudus.”
Dalam kegagapan iman, dia mencoba untuk meyakinkan dirinya sepenuhnya pada Tuhan. Tuhan yang selama ini diimaninya dengan penuh keterbatasan manusiawi. Hanya satu pegangan hidupnya, Allah tak pernah ingkar. Dan memang benar. Tunangannya adalah orang pilihan. Dia mampu menjadi tempat berbagi kegamangan. Dia tak meninggalkan. Bahkan menemani senantiasa dari segala ketidakpastian.
Iman demikianlah yang memampukan diri Maria untuk mengandung janin yang dipercayakan kepadanya. Iman yang sama yang memampukan dia untuk tidak membiarkan diri dikungkung oleh kegalauan batinnya. Iman itulah yang membuatnya mampu berbagi kasih kepada saudarinya.
Apa yang terjadi selanjutnya? Iman melahirkan sukacita. Sukacita ini membuncah bahkan sampai bisa dirasakah oleh jabang bayi yang dikandung saudarinya itu. Keempatnya mengalami damai, kebahagiaan, ketentraman.
Maria adalah teladan Adven bagi kita. Kita akan baru memahami apa itu adven yang sejati ketika kita masuk pada dinamika batin seorang Ibu yang mengandung janin yang tengah kita nantikan hari ulang tahun-Nya ini.
Maria bukan perempuan biasa. Di usianya yang masih belia, dia memiliki kedewasaan batin yang melebihi anak perempuan seusianya. Dia berani menerima ketidakpastian. Dia berani keluar dari kungkungan ketakutan yang membelenggunya. Dia berani berpegang pada janji Tuhan. Yang menakjubkan ialah ia berani untuk berbagi sukacita.
Inilah Adven yang sejati. Adven adalah masa persiapan kita menyongsong kedatangan Tuhan di mana di dalamnya berisi dinamika kegalauan akan masa depan dan keberanian untuk percaya kepada Tuhan. Pada akhirnya, hanya mereka yang berani untuk percaya yang akan merayakan Natal dengan penuh sukacita dan menjadi sukacita bagi sesama. (ykc).