RASA SYUKUR DAN KAGUM

( 23-12-2018 )

‘Allah bermaksud untuk membesarkan hati manusia’, terutama yang sedang terhimpit oleh berbagai kesusahan dan penderitaan. Itulah sebabnya mengapa Tuhan dalam perayaan Natal selalu menyapa umat-Nya dengan berbagai sapaan keindahan, dan dengan keindahan liturgi yang mengundang umat masuk ke dalam suasana romantisme religius-ilahi, sehingga umat Allah dapat menikmati secuil keindahan surgawi kendati berada di tengah dunia yang sedang berjuang untuk menciptakan suatu kondisi hidup yang lebih manusiawi. Dengan perayaan Natal, Tuhan menyentuh hati umat-Nya dari dalam, merasukinya dengan optimisme keselamatan, dan lewat pembatinan sabda-Nya yang transformatif menjadikan manusia mengalami kegembiraan religius yang meluap dari hati terdalam manusia, dan bukan dari luar dirinya sendiri. Jadi, sejak peristiwa inkarnasi di Betlehem, pengenalan manusia akan Allah menjadi personal sehingga manusia itu mengerti dan memahami siapakah dan bagaimanakah Allah itu. Ternyata Allah orang Kristen itu tidak hanya transenden (akbar) tetapi juga immanen (dekat), sehingga orang Kristen merasa pantas mengalami kegembiraan religius. Kelahiran Yesus telah memberikan sebuah harapan rohani dan orang yang berharap akan mampu memperbaiki dirinya dan dunia di sekitarnya, memiliki idealisme akan sebuah kondisi manusia yang lebih baik di masa depan, sebuah umat yang kudus (bdk. Tit 2:11-14).
Dengan demikian, kelahiran Yesus juga berarti membaharui syahadat Kristen dalam kehidupan. “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2: 11) Yesus Kristus adalah penyelamat dunia dan Tuhan. Dia adalah ke-selamatan bagi semua orang yang percaya. Dalam kelahiran Yesus, tercerminlah keagungan karya Allah yang membangkitkan Dia dari kematian dan menganugerahkan kehidupan baru. Rasa syukur dan kagum atas karya Allah ini mestinya menjiwai seluruh suasana Natal. Dan karena itulah, kita di malam Natal bernyanyi penuh gembira bersama para malaikat sambil bermadah penuh sukacita: “Gloria in excelsis Deo” dan manusia berdamai dengan sesamanya.
Saudaraku, berdamailah dengan diri sendiri dan seluruh anggota keluarga Anda di hari Natal ini. Selamat Bahagia Natal. (Hd.)