ALLAH SABAR MENANTI KEDATANGAN MANUSIA

( 16-12-2018 )

Dalam kalendarium Liturgi, masa adven meru-pakan masa menantikan hari kelahiran Yesus (Natal). Saat ini, kita sudah berada pada minggu ketiga yang ditandai dengan tiga lilin yang menyala pada lingkaran adven, artinya semakin dekat pulalah kita menyambut kelahiran Yesus pada hari Natal.
Selama masa adven, kita telah dihimbau untuk mengikuti serangkaian ibadat Adven(I-IV) di Lingkungan masing-masing. Tujuannya agar hati kita semakin peka dan tanggap terhadap kasih dalam keluarga dan situasi  jaman, di mana kasih sudah hampir tidak ada lagi, sedangkan kekerasan, kebencian dan balas dendam semakin merajalela.
Kita semua sudah jenuh dengan kekerasan yang sering terjadi. Menanggapi tindak kekerasan dalam keluarga dan masyarakat, kita hendaknya sebagai umat kristen senantiasa melandaskan hidup ini pada cinta kasih sebagai jantung keseluruhan ajaran Kristus. Maksudnya kita tidak menerima kekerasan sebagai tujuan akhir dalam diri kita sendiri. Apalagi kalau tindakan kekerasan itu benar-benar ber-tentangan dengan keluhuran martabat manusia dan kesejahteraan umum. Kita ingin adanya kelembutan yang dijiwai kasih dalam penanganan berbagai masalah  mulai dari keluarga dan masyarakat.
Kerinduan kita akan kelembutan kasih di masa adven ini dirumuskan dengan unsur care, share, fair dan daya tarik. Care, yaitu dengan memberi  kasih dan perhatian; share, yaitu kasih yang terbuka bagi semua, dan fair yaitu sikap mau mengaku salah dan mohon pengampunan. Sedangkan untuk daya tarik,yaitu sikap dan tindakan kita yang mencermin-kan sikap dan penampilan Yesus sendiri yang penuh kasih, menghargai orang dari suku, agama yang ber-beda seperti sikap Yesus terhadap wanita Samaria.
Kita yakin bahwa cinta kasih terhadap sesama  merupakan unsur hakiki dalam tindakan setiap manusia. Karenanya dalam mewujudkan cinta kasih sejati penuh kedamaian, kita harus berani menjadi 'komunikator' dalam hal cinta kasih, baik dalam keluarga dan masyarakat seperti yang dilakukan Yesus sendiri, meskipun berada dalam keadaan yang paling sulit sekalipun.
Maka, penting bagi kita ada rekonsiliasi baik kepada diri sendiri maupun kepada sesama di masa adven ini. Oleh karena itu, di masa adven, masa penantian ini, datanglah kepada Tuhan memohon ampun dan memohon kekuatan-Nya, agar kita mampu menanggapi tawaran rencana keselamatan-Nya dengan hati terbuka.
Sejak kedosaan yang dilakukan oleh manusia pertama, Adam dan Hawa, rencana Allah untuk menyelamatkan manusia tidak pernah pupus. Allah yang pertama-tama mengambil inisiatif dalam karya penyelamatan. Tawaran ajakan serta keter-bukaan tangan-Nya senantiasa diberikan kepada manusia. Sekalipun kejahatan merajalela di bumi, rencana penyelamatan Allah tetap terlaksana.
Kelanjutan rencana penyelamatan Allah masih diteruskan. Pembaharuan Perjanjian Allah dengan Abraham diadakan terus menerus dalam per-jalanan sejarah dan mulai terkuak dalam peristiwa inkarnasi, Allah menjadi manusia. Oleh para penginjil peristiwa itu dijabarkan dalam kisah kelahiran Yesus di palungan. Kehadiran Yesus di tengah-tengah dunia dan manusia menunjukkan bahwa Allah menantikan manusia supaya manusia tetap berada di dalam genggaman tangan-Nya.
Masa adven merupakan kesempatan untuk merefleksikan betapa lebar dan panjangnya serta tinggi dan dalamnya kesabaran Allah dalam menantikan kedatangan manusia. Itulah sebabnya muatan masa adven melulu harapan Allah atas pertobatan manusia serta masa permenungan bagaimana kita membina relasi dan komunikasi dengan Allah. Masa adven merupakan undangan dan panggilan Allah yang terus menerus kepada manusia bahwa Allah yang mencintai, yang hadir dalam bayi papa yang kemudian wafat dan bangkit masih menantikan manusia untuk berkarya memperluas Kerajaan Allah melalui kekuatan-Nya sebagai buah tobat.
Saudaraku, Allah tetap bersabar menanti ke-datangan Anda untuk bertobat dan berbenah diri sebab tugas perutusan memperluas kerajaan Allah di dunia ini menanti Anda! Anda siap? (Hd.)