JANJI ALLAH AKAN KESELAMATAN MANUSIA

( 01-12-2018 )


Yer 33:14-26 merupakan kumpulan seruan Yahwe. Ada tiga seruan dikumpulkan di sana (ayat 14-18; 19:22. 23-26) yang berbicara tentang tema yang sama, yaitu : Janji Yahwe terhadap hamba Nya Daud dan Umat Nya yang tak akan terbatalkan. Ketiga tema itu dirangkum menjadi satu. Sebenarnya bukan Yeremia sendiri yang merangkum seruan tersebut, tetapi Yeremia menjadi tokoh terkenal, yang mengumpulkan seruan tersebut.
Pada tahun 515 Kenisah sudah dibangun kembali, namun kehidupan sosial politis dan religius nampaknya belum menjamin stabilitas kehidupan. Harapan atas Raja yang berkenan pada Allah dan mampu memimpin bangsanya dan menampilkan penyelenggaraan ilahi tetap dinantikan. Inilah kiranya suasana yang cocok dengan seruan seperti itu.
Yang menjadi tema pokok perikop ini ialah janji Allah memberikan tokoh pemimpin sekaliber Daud, yang bisa menjadi pegangan bagi hidup religius maupun sosial umat. Dasar Janji ini ialah nubuat Natan bagi keluarga Daud, yang besar artinya bagi bangsa terpilih. Inti janji sebenarnya ialah kehadiran Allah dalam dinasti Daud yang akan menjadi ikatan bangsa dalam perjuangan hidup. Dinasti Daud  menjadi tanda nyata bagi kehidupan Iman bangsa akan penyelenggaraan Allah dalam sejarah bangsa tersebut.
Dalam tokoh Daud seluruh bangsa menjadi bangsa terpilih, umat terkasih Yahwe, tentu saja juga merasakan apakah artinya menjadi anak kesayangan Allah. Anak yang merdeka, berkembang membawa Kemuliaan Yahwe dalam hidup mereka.
Sebagai anak Allah, mereka itu memiliki norma kehidupan yang jelas, yaitu Kasih Allah sendiri; dan tujuan usaha dalam hidup ialah kesetiaan dan kejujuran. Anak-anak Allah ini berkewajiban menjaga hubungan antar manusia menjadi ilahi sifatnya (bdk. Mzm 72:1-4. 12-14).
Masa Adven adalah masa penyadaran akan harapan kristen. Jika orang berharap, bisa orang menantikan sesuatu. Harapan kristen berarti menyadari dan mengusahakan agar hidup Kristen “tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktru kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Tes 3:13). Berharap secara Kristen berarti menyongsong dengan gembira, gairah, kesiapsiagaan untuk “berkenan kepada Allah”. Bukan ketakutan akan penghakiman yang menjadi landasan harapan yang sehat, melainkan kegembiraan dan kebahagiaan menyongsong pribadi yang bernilai. Harapan Kristen harus selalu “bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam Kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang”. Berharap memang hanya mungkin jika ada jaminan kasih yang sejati.
Injil suci hari ini menampilkan kepada kita mengenai kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir jaman. Kedatangan Nya pada akhir jaman menimbulkan kegoncangan seluruh alam semesta. Anak Manusia, yang bangkit dan kepada Nya penghakiman diberikan, muncul di angkasa dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Banyak orang akan mengalami kecemasan, kebingungan, dan ketakutan menghadapi semua itu.
Bagi kita orang beriman kristiani  goncangan kekuatan alam yang mengawali kedatangan Anak Manusia itu tidak perlu mendatangkan kepanikan. Akhir Jaman tidak perlu menimbulkan kecemasan dalam diri kita sebagai pengikut Kristus. Karena tanpa rasa takut, kita harus bangkit sendiri. Sebaliknya kita harus tetap tegap mengangkat muka sebab saat pembebasan kita sudah dekat. Kita harus tetap kokoh kuat dalam iman, menantikan kehidupan yang akan datang yang penuh dengan kebenaran, keabadian dan Kasih yang sempurnaserta siap untuk mengalami  saat Allah membebaskan dan menyelamatkan kita.
Rm. J. Widajaka CM